Minggu, 30 Oktober 2016

Teori Sifat Kepemimpinan Perspektif Islam

TEORI SIFAT KEPEMIMPINAN DAN PERSPEKTIF ISLAM

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi

Dosen Pengampu :
Dr. Fahrurrozi, M.Ag
 

Disusun oleh :
1.    Asma’ul Khoiriyah    (1500128005)
2.    Ummu Hanifah         (1500128013)



PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO
SEMARANG
2016
Teori Sifat Kepemimpinan dan Perspektif Islam
I.         PENDAHULUAN
Pada prinsipnya menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya. Kepemimpinan adalah urusan semua orang (leadreship is every body’s bisnis) karena setiap manusia adalah pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam organisasi, baik buruknya organisasi sebagian besar tergantung pada faktor pemimpin.
Beberapa teori berusaha menjawab tentang kemungkinan seseorang disebut sebagai pemimpin. Penelitian mengenai konsep kepemimpinan berkembang dengan pesat di negara-negara maju baik di Eropa maupun di Amerika Serikat. Penelitian mengenai konsep kepemimpinan ini menjadi tugas utama para psikolog dan ahli-ahli ilmu sosial lai seperi sosiolog, antropolog dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi para penguasa industri untuk mendapatkan seorang manajer yang dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Dari berbagai penelitian ini lahirlah teori-teori kepemimpinan, yang masing-masing teori itu mengutamakan sudut pandang atau pendekatannya sesuai dengan tujuan penelitiannya. Diantara teori-teori kepemimpinan tersebut ada salah satunya adalah teori sifat kepemimpinan. Pada makalah ini akan membahas tentang perkembangan teori sifat, karakteristik sifat, pemimpin yang efektif, dan juga  sifat pemimpin dalam Islam.

II.         RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana perkembangan teori sifat kepemimpinan?
B.     Bagaimana karakteristik sifat kepemimpinan?
C.     Bagaimana pemimpin yang efektif?
D.    Bagaimana sifat pemimpin dalam Islam?
III.         PEMBAHASAN
A.    Perkembangan Teori Sifat Kepemimpinan
Teori awal tentang sifat-sifat pemimpin dapat ditelusuri kembali sejak zaman Yunani Kuno dan Roma. Ketika itu orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan (leader are born), bukan diciptakan atau dipelajari. Teori itu disebut teori The Great Man. Menurut teori ini, jika seseorang dilahirkan menjadi pemimpin maka ia akan menjadi pemimpin.[1] Yang dimaksud dengan “sifat” adalah rupa dan keadaan yang tampak pada suatu benda. Dan yang dimaksud dengan teori sifat disini adalah keberhasilan seorang pemimpin ditentukan sekali oleh sifat-sifat, baik secara fisik maupun psikologis yang dimilikinya.[2]
Orang-orang yang percaya pada teori sifat menyatakan bahwa para pemimpin dianugerahi sifat-sifat yang lebih unggul, sehingga menyebabkan pemimpin tersebut berbeda dengan orang lain. seorang pemimpin memiliki sifat-sifat yang unggul dan mampu membawa orang lain pada suatu kondisi tertentu.[3]
Dari awal tahun penelitian kepemimpinan, sebagian besar dari agenda penelitian adalah tentang sifat para pemimpin. Sebagian besar fokus pada tahun 1950an.[4] Studi pendekatan sifat (Trait Approach) didukung dengan perkembangan cepat percobaan-percobaan psikologi selama periode 1920-1950.[5] Catatan kepustakaan Stogdill tahun 1948 menyatakan sebagian besar penelitian kepemimpinan adalah mempelajari sifat, namun psikolog industri tertarik dalam meningkatkan pemilihan manajer sehingga diselenggarakan penelitian sifat. Pada tahun 1974, Stogdill mencatat terdapat 163 penelitian  sifat dari tahun 1949 sampai 1970. Banyak sifat yang sama ditemukan lagi berhubungan dengan pemimpin yang efektif, tetapi beberapa tambahan sifat dan kemampuan relevan juga ditemukan.[6]     
Teori sifat menyarankan bahwa kita dapat menilai kepemimpinan atau seorang pimpinan secara efektif dengan mempertimbangkan sifat kepribadian tertentu, sifat sosial, dan karakteristik fisik. Populer pada 1940 dan 1950, teori sifat mencoba meramalkan individu yang akan sukses menjadi para pemimpin melalui sifat-sifatnya seperti kejujuran dan integritas, keyakinan diri, kemampuan teoritis, dan pengetahuan atau wawasan mereka. Bahkan penilaian sifat berbeda negara maka berbeda pula sifatnya; antara lain, pemimpin U.S. dan para pemimpin Britania menghargai kepanjangan daya akal; Jepang memakai intuisi; dan Belanda menggunakan imajinasi.[7]

B.     Karakteristik Sifat Kepemimpinan
Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Teori sifat berpendapat bahwa seorang pemimpin dikenal melalui sifat-sifat pribadinya. Seorang pemimpin pada umumnya ditentukan oleh sifat-sifat jasmaniah dan rohaniahnya.[8] Berdasarkan hasil studi selama periode 1920 - 1950, ada tiga macam sifat pribadi seorang pemimpin yang meliputi:
1.    Ciri-ciri fisik (physical characteristics)
Seperti: tinggi badan, penampilan, energi
2.    Ciri Kepribadian (personality)
Seperti:
-       Menjunjung tinggi harga diri (self esteem)
-       Berpengaruh (dominant)
-       Stabilitas emosi
3.    Ciri Kemampuan/ kecakapan (ability)
Seperti:
-       Kecerdasan umum (general intellegence)
-       Lancar berbicara (verbal fluence)
-       Keaslian (Originality)
-       Wawasan sosial (social insight)[9]
Sifat-sifat pemimpin atau karakteristik pemimpin menurut Bernard M. Bass meliputi: (1) fisik, (2) latar belakang sosial, (3) kecerdasan dan kemampuan, (4) kepribadian, (5) berorientasi tugas, (6) sosial.[10]
Dalam kaitannya dengan ciri-ciri pemimpin, Gerungan menyatakan bahwa setiap pemimpin sekurang-kurangnya memiliki tiga ciri, yaitu: keseimbangan penglihatan sosial, kecakapan berpikir abstrak, dan keseimbangan emosi. Masih mengacu dengan karakteristik pemimpin dikemukakan oleh:
1.      H. Fayol: sehat, cerdas, setia, jujur, berpendidikan, dan berpengalaman.
2.      GR. Terry: kekuatan, kestabilan emosi, kemampuan hubungan manusiawi, dorongan pribadi, keterampilan berkomunikasi, kecakapan mengajar, kecakapan bergaul, dan kemampuan teknis.
3.      Ordwey Teed: penuh energi, semangat mencapai tujuan, memiliki gairah kerja, ramah, jujur, punya keahlian teknis, mampu mengambil keputusan, cerdas, punya keahlian mengajar, punya keyakinan.
4.      Koontz O’Donnell: kecerdasan di atas yang dipimpin, punya perhatian terhadap kepentingan menyeluruh, kelancaran berbicara, mantap berpikir dan emosi dorongan pribadi, memahami pentingnya kerja sama.
5.      Arifin Abdoelrachman, menurutnya ada tiga sifat pokok:
a.       Sifat pokok I (umum): adil,suka melindungi, penuh inisiatif, daya tarik, percaya diri.
b.      Sifat pokok II (khusus) karena berbeda tempat, misalnya: seorang pemimpin di Amerika, Inggris, Indonesia sifat-sifatnya berlainan karena lingkungannya.
c.       Sifat pokok III (perbedaan jenis pekerjaan), misalnya: pemimpin pendidikan dengan pemimpin militer berbeda.[11]
John M. Burger dalam “Intelligent Leadershipmenyatakan bahwa sifat pemimpin yang pokok ada tiga, yaitu: berpikiran terbuka, fleksibel, serta tekun dan optimis. Para pemimpin yang paling sukses memiliki tiga sifat ini dan mungkin ini yang menjadi alasan mengapa mereka menjadi para pemimpin sukses lebih cepat dibanding orang lain yang belajar bagaimana caranya menjadi pemimpin.[12]

C.    Pemimpin yang Efektif
Jacobs & Jacques mendefinisikan kepemimpinan sebagai sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.[13]
Penelitian tentang kepemimpinan efektif dan tidak efektif mengemukakan bahwa pemimpin yang efektif tidak didasarkan pada sifat manusia tertentu, tetapi terletak pada seberapa jauh sifat seorang pemimpin dapat mengatasi keadaan yang dihadapinya. Sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin yang efektif antara lain adalah K11, yaitu ketaqwaan, kejujuran, kecerdasan, keikhlasan, kesederhanaan, keluasan pandangan, komitmen, keahlian, keterbukaan, keluasan hubungan sosial, kedewasaan, dan keadilan.[14]
Terdapat prediksi sifat pemimpin efektif dalam Leadership in Organization, diantaranya adalah sebagai berikut:[15]
Traits Predicting Leadership Effectiveness
·      High Energy Level and Stress Tolerance
·      Self-confidence
·      Internal Locus of Control Orientation
·      Emotional Maturity
·      Personal Integrity
·      Socialized Power Motivation
·      Moderately High Achievement Orientation
·      Need for Affiliation
Hasil penelitian Ghaselli terhadap 300 manajer dari 90 lembaga berbeda di Amerika Serikat menemukan enam sifat kepemimpinan efektif, yaitu:
1.    Kebutuhan mencapai hasil: bertanggung jawab, kerja keras untuk sukses.
2.    Intelegensi: menggunakan pertimbangan yang matang, mempunyai alasan yang jelas dan kemampuan berpikir.
3.    Mampu mengambil keputusan: dapat mengambil keputusan yang sulit tanpa ragu-ragu.
4.    Inisiatif: dimulai dari diri sendiri, melakukan pekerjaan dengan baik, dengan pengawasan yang minimal.
5.    Kemampuan supervisi: dapat bekerja sama bersama orang lain.[16]
Sifat-sifat kepemimpinan efektif yang dikemukakan sejumlah ahli diatas pada umumnya hampir sama, hanya berbeda dalam jumlah dan pemilihan kata saja.
Kelemahan dari pendekatan sifat ini adalah ternyata banyak sifat-sifat pemimpin yang efektif saling bertentangan. Misalnya pemimpin yang efektif harus tegas tetapi luwes, harus adil tetapi toleran, harus besar-tinggi tetapi Napoleon kecil dan tingginya termasuk rendah untuk ukuran orang Prancis yaitu 1,60 m, harus mampu bekerja sama tetapi mampu bersaing, dan sebagainya.[17]
Kekurangan yang lain adalah pada pendekatan teori sifat ini tidak mampu menjelaskan bahwa ada orang-orang yang lebih cerdas dibanding pemimpin, tetapi tidak menjadi pemimpin. kepemimpinan yang dimiliki oleh seseorang itu adalah gabungan antara sifat-sifat yang baik atau bakat-bakat yang dibawa sejak dari kecil, yang terintegrasikan dengan pengalamannya dalam memimpin sebuah lembaga atau organisasi (berkesempatan menjadi pemimpin).[18]

D.    Sifat Pemimpin dalam Islam
Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya. Kepemimpinan dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai pemimpin spiritual dan masyarakat. Sifat-sifat para pemimpin menurut Islam seperti halnya 4 sifat Rasulullah antara lain sebagai berikut:
1.      Sidiq (jujur) seorang pemimpin harus benar dalam perkataannya maupun perbuatannya.
2.      Amanah (dapat dipercaya), posisi pemimpin adalah titipan Allah dan harus dipertanggungjawabkan di dunia dan di akhirat.
3.      Tabligh (menyampaikan), yaitu mengajak pada kebaikan dan menjauhi kejahatan.
4.      Fathonah (cerdas), seorang pemimpin hendaknya memiliki kecerdasan intelektual, sosial, emosional, maupun spiritual.[19]
Di dalam Al-Qur’an kepemimpinan diungkapkan dengan berabagai macam istilah antara lain khalifah, Imam, Uli al-Amri, dan masih banyak lagi yang lainnya. Seperti kata khalifah dalam firman Allah dalam QS. Al Baqarah: 30.  
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(QS. Al-Baqarah: 30)[20]
Terjemahan ayat diatas mengisyaratkan bahwa khalifah (yang berarti pengganti, pemimpin, atau penguasa) adalah pemegang mandat Allah SWT untuk mengemban amanah dan kepemimpinanan di muka bumi. Dan bentuk protes ketidakpercayanya Malaikat bahwa manusia akan bisa memegang suatu amanat yang Allah berikan untuk menjaga bumi. Jika seorang pemimpin menjunjung tinggi kejujuran, maka tidak perlu dibentuk suatu badan KPK, karena tidak ada lagi korupsi yang terjadi.
Dan pokok dari kepemimpinan dalam Islam bahwa seorang pemimpin merupakan ulil amri yang wajib ditaati. Seperti dalam Al-Qur’an yang artinya ”Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah SWT dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa: 59). Inti dari ayat tersebut  menunjukan ketaatan kepada ulil amri (pemimpin) harus dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT dan rasulnya yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Dalam buku Manajemen Pendidikan karya Muhaimin  dkk, Ginandjar membagi lima level kepemimpinan yang saling berurutan, yaitu:
1.      Pemimpin yang dicintai
Dalam sebuah hadits Nabi SAW dinyatakan bahwa “Man la yarham la yurham” yakni siapa saja yang tidak mencintai orang lain, maka ia tidak akan dicintai oleh orang lain. Untuk bisa memimpin dengan baik, seorang pemimpin harus mencintai atau memiliki sifat kasih sayang terhadap orang-orang yang dipimpinnya.
2.      Pemimpin yang dipercaya
Setelah Mampu memimpin dengan mengedepankan sifat kasih sayang dan mencintai, pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi untuk mencapai visi misi dan cita-citanya. Dengan integritas akan timbul keberanian dalam diri untuk menghadapi berbagai rintangan dan resiko yang menghadangnya. Dengan integritas, keberanian dan komitmen itulah pemimpin akan memeroleh kepercayaan.
3.      Pemimpin yang membimbing
Dengan kepercayaan yang diperoleh, pemimpin harus mampu membimbing pengikutnya. Pada tahap inilah pemimpin akan memeroleh loyalitas yang tinggi dari para pengikutnya.
4.      Pemimpin yang berkepribadian
Selanjutnya untuk menjadi pemimpin besar, ia harus mampu mengetahui dirinya sendiri dan mengendalikan dirinya sendiri dengan menerapkan disiplin diri. Disiplin diri adalah bagaimana seseorang mencapai sesuatu yang diharapkan dengan sungguh-sungguh dengan tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Pemimpin yang demikian disebut sebagai pemimpin yang berkepribadian.
5.      Pemimpin yang abadi
Level terakhir kepemimpinan adalah pemimpin abadi atau biasa disebut dengan sebutan-sebutan agung seperti nabi, kiai, panglima, dll. Pada level ini pemimpin bekerja dengan lebih mengedepankan suara hati atau fitrah yang dimilikinya sehingga memiliki karakter yang kuat. Nabi Muhammad misalnya, sebagai pemimpin yang memiliki pengaruh hampir di seluruh dunia, memiliki karakter yang kuat, sehingga hasilnya mampu membentuk sebuah peradaban baru yang akan bertahan sangat lama. Dari berbagai hasil riset pada pemimpin perusahaan besar kelas dunia terlihat bahwa pemimpin tersebut memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang merupakan percikan dari sifat-sifat Allah.[21]
Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.[22]
Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. Kepemimpinan sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan, tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya.

IV.         PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwasanya teori sifat adalah teori yang menyatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan sekali oleh sifat-sifat, baik secara fisik maupun psikologis yang dimilikinya. Teori ini populer pada 1940 dan 1950. Banyak sekali sifat-sifat kepemimpinan efektif yang dikemukakan sejumlah ahli, dan pada umumnya hampir sama, hanya berbeda dalam jumlah dan pemilihan kata saja.
Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung jawab kepada Allah SWT di akhirat. Allah SWT telah memberi tahu kepada manusia, tentang pentingnya kepemimpinan dalam islam, dan potensi kepemimpinan manusia sudah terkonsep dalam setiap individu sebagaimana dalam Al-Quran surah Al Baqarah: 30.

B.     Kata Penutup
Demikianlah makalah yang penulis susun. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan maupun penjelasan pada makalah ini penulis mohon maaf  serta mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.


DAFTAR PUSTAKA

Asnawi, Sahlan, “Semangat Kerja dan Gaya Kepemimpinan”, Jurnal Psikologi, (No. 2), 1999.
Azhar, Arsyad, Pokok Pokok Managemen , Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010
Burger, John M., Intelligent Leadership (Constructs for Thinking Education Leaders), Toronto: Springer, 2007
Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009
Muflihin, Muh. Hizbul, “Kepemimpinan Pendidikan: Tinjauan terhadap Teori Sifat dan Tingkah-laku”, Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, Vol. 1, No. 1, 2008
Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010
Palestini, Robert, A game plan for effective leadership, Toronto: Rowman & Littlefield Education, 2008
Rivai,Veithzal dan Sylviana Murni, Education Management, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010
Usman, Husaini, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan), Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010
Yukl, Gary A., Leadership in Organization, New Jersey: Upper Saddle River, 1998

 



[1] Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 289
[2] Sahlan Asnawi, “Semangat Kerja dan Gaya Kepemimpinan”, Jurnal Psikologi, (No. 2), 1999, Hlm. 88
[3] Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 29
[4] E-Book, John M. Burger, Intelligent Leadership (Constructs for Thinking Education Leaders), (Toronto: Springer, 2007), hlm. 61
[5]Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 21
[6] Gary A. Yukl, Leadership in Organization, (New Jersey: Upper Saddle River, 1998), hlm. 236
[7] E-Book, Robert Palestini, A game plan for effective leadership, (Toronto: Rowman & Littlefield Education, 2008), Hlm. 2
[8] Veithzal Rivai, dan Sylviana Murni, Education Management, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 286
[9] Wahyosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 21-22
[10] Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan)..., hlm. 303
[11] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 89-90
[12] E-Book, John M. Burger, Intelligent Leadership (Constructs for Thinking Education Leaders), (Toronto: Springer, 2007), Hlm. 61
[13] Gary A. Yukl, Leadership in Organization..., hlm. 2
[14] Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan)..., hlm. 289
[15] Gary A. Yukl, Leadership in Organization..., hlm. 244
[16] Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan)..., hlm. 294.
[17] Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan)..., hlm. 303.
[18] Muh. Hizbul Muflihin, “Kepemimpinan Pendidikan: Tinjauan terhadap Teori Sifat dan Tingkah-laku”, Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan, (Vol. 1, No. 1, 2008), hlm. 5
[19] Husaini Usman, Manajemen (Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan)..., hlm. 296
[20] Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya, (Jakarta: Sygma, 2010), hlm. 6
[21] Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan..., hlm. 33-36
[22] Arsyad Azhar, Pokok Pokok Managemen , (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), hlm.  177.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar