LAPORAN
PRAKTEK
BIMBINGAN
KONSELING INDIVIDU
LAPORAN
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Ujian
Tengah Semester
Mata
Kuliah : Bimbingan dan Konseling
Dosen
Pengampu : Dr. H. Widodo Supriyono, MA
Disusun oleh :
Ummu
Hanifah
113111022
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
LAPORAN PRAKTEK BIMBINGAN KONSELING INDIVIDU
A. IDENTITAS BINIMBING-KONSELI
Nama : Dian Fitriyani
Umur : 19 tahun
Alamat : Desa Kayen Kab. Pati
Jenis
Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswi
B. DESKRIPSI MASALAH
Binimbing-konseli adalah mahasiswi semester dua yang ceria dan selalu
bersemangat, dia kuliah di IAIN Walisongo Semarang Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Jurusan KPI (Komunikasi Penyiaran Islam). Kadang ia terlihat murung
dan merenung seorang diri ketika di kos maupun di kampus. Namun, ketika bersama
dengan orang lain ia berusaha terlihat ceria dan baik-baik saja. Mungkin untuk
menutupi masalah yang mengganjal dalam pikiran dan hatinya. Dalam menjalani
kuliah dikampusnya sekarangpun, binimbing-konseli merasa tidak begitu antusias
dan cenderung setengah hati. Ia juga tidak semangat belajar.
C. ANALISIS MASALAH
Dari hasil wawancara antara pembimbing-konselor dengan klien maka dapat dianalisis
permasalahan yang dialami oleh klien, yaitu klien mengalami permasalahan kurangnya
keikhlasan dalam menjalani kuliahnya. Binimbing-konseli menjalani kuliahnya
dengan setengah hati karena ia kuliah di IAIN Walisongo Semarang ini atas
dorongan dari keluarga besarnya, bukan atas kemauannya sendiri. Binimbing-konseli
juga mengalami kesulitan belajar untuk mata kuliah yang masih asing baginya
seperti Bahasa Arab.
D. RENCANA LAYANAN YANG AKAN DIBERIKAN
Dari hasil wawancara antara pembimbing-konselor dengan binimbing-konseli
maka rencana layanan yang akan pembimbing-konselor berikan untuk membantu binimbing-konseli
mengentaskan permasalahan yang dialaminya dan mengembangkan potensinya adalah dengan
Layanan Bimbingan Konseling Individual.
E. PELAKSANAAN LAYANAN
1.
Waktu
Pelaksanaan Layanan
Hari/Tanggal : Senin, 6 Juni 2014
Jam :
19.00 – 20.40 WIB
Tempat : Rumah
kos binimbing-konseli di Perum Bank Niaga Blok D1b, Ngaliyan, Semarang.
2.
Proses
Layanan
a.
Tahap Awal Bimbingan Konseling
Dalam
tahapan ini yang dilakukan pembimbing-konselor yaitu:
1.
Attending.
Pembimbing-konselor bersikap terbuka dengan 3S (senyum, salam, sapa)
2.
Empati. Merupakan kemampuan pembimbing-konselor
untuk merasakan apa yang dirasakan klien. Disini pembimbing-konselor berkata
“saya dapat merasakan bagaimana perasaan kamu. Saya paham apa sebenarnya keinginan
kamu”
3.
Refleksi perasaan, pembimbing-konselor
merefleksikan pernyataan, baik kata-kata maupun perasaan yang diekspreikan
klien. Disini pembimbing-konselor berkata “mungkin kamu merasa tidak adil
dengan hidupmu sekarang”
4.
Bertanya tertutup, karena binimbing-konseli
tidak mau mengungkapkan semua permasalahannya dan cenderung introvert. Disini
pembimbing-konselor bertanya kepada klien yang jawaban klien pastilah antara
“iya” dan “tidak” seperti bertanya “Apakah kamu merasa tertekan sekarang?”
5.
Setelah binimbing-konseli nyaman
maka diberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka agar binimbing-konseli lebih
terbuka dengan masalahnya. Disini pembimbing-konselor bertanya “bagaimana
perasaan kamu saat ini?”
6.
Mendefinisikan Masalah Bersama
Setelah klien telah memiliki persepsi yang sama dengan pembimbing-konselor,
selanjutnya pembimbing-konselor menjelajahi permasalahan yang dialami klien.
Cerita Dian (binimbing-konseli) adalah sebagai berikut:
“Aku sebelumnya adalah lulusan SMK. Sehingga setelah lulus, aku hanya
mengonsentrasikan diri untuk bekerja agar lekas bisa membantu kedua orang tuaku
karena aku bukan dari keluarga mampu. Aku tidak menggubris sama sekali tawaran
untuk melanjutkan kuliah. Setelah lulus dan melanjutkan bekerja, aku sangat
bahagia saat mendapatkan gaji pertama. Tapi dibulan kedua aku bekerja, aku
jatuh sakit hingga harus opname di rumah sakit. Hal itu membuat keluarga
besarku protes dan menyalahkan orang tuaku, khususnya bapak. Mereka mengatakan “Kenapa
Dian sampai diijinkan bekerja”. Protes paling keras dilontarkan oleh Bulekku
yang sedari awal tidak setuju aku bekerja. Aku merasa menyesal dan salah
mengambil keputusan, sehingga aku terpaksa menerima saran dari Bulek dan Paklek
untuk melanjutkan kuliah.
Aku pun mendaftar SBMPTN dengan
jurusan yang asal aku pilih. Diantara tiga pilihan, aku hanya memilih satu yang
mana jurusan itu lumayan aku sukai dan kuasai semasa sekolah, yaitu Matematika
di UNES. Selebihnya pilihan dari keluarga. Pengumuman pun tidak sesuai harapan.
Aku diterima di jurusan KPI (komunikasi Penyiaran Islam) di IAIN Walisongo
Semarang. “Apa itu KPI, aku tidak tertarik sama sekali” kataku dalam hati. Orang
tuaku tahu kekecewaanku, sehingga mereka memberi opsi untuk kuliah di
Universitas Swasta. Tapi aku tahu itu butuh biaya yang tidak sedikit, sehingga
dengan berat hati aku terima IAIN Walisongo menjadi kampusku.
Menjalani kuliah di IAIN pun tidak semudah yang aku kira. Banyak mata
kuliah yang sulit aku pahami. Seperti Bahasa Arab, Ulumul Hadits, dan
sebagainya. Karena backroundku bukan dari sekolah Islam bahkan tidak
pernah mengenyam pendidikan pondok seperti kebanyakan temanku dikampus.”
Dari penjajakan terhadap permasalahan yang dialami klien, klien memiliki
permasalahan dengan kuliahnya saat ini. Binimbing-konseli merasa setengah hati
dalam menjalani kuliah karena ia kuliah bukan dari kemauan sendiri dan juga
mengalami kesulitan belajar pada mata kuliah tertentu seperti Bahasa Arab dan
Ulumul Hadits. Hal ini membuat binimbing-konseli menjadi resah sehingga terlihat
murung ketika sendiri.
b.
Tahap Pertengahan
Bimbingan Konseling
Tahap ini disebut sebagai tahap kerja atau tahap pembinaan yang bertujuan
untuk mengolah masalah binimbing-konseli yang telah di definisikan tadi. Dalam
teknik konseling Charkuff tahapan ini termasuk dalam teknik initiating,
dimana pembimbing-konselor memberikan bantuan seperti motivasi.
Pembimbing-konselor memotivasi binimbing-konseli agar selalu semangat dalam
menjalani hidupnya, khususnya dalam kuliahnya. “Allah tidak pernah salah dalam
menentukan takdir hambanya. Tidak ada orang yang luput dari masalah dan rasa gelisah.
Jalani hidupmu dengan ikhlas dan semangat. Jika kamu merasa tidak puas dengan
hidupmu, maka perbaiki apa yang salah dan teruslah melangkah.”
Pembimbing-konselor mengenal binimbing-konseli sebagai orang yang cukup sering
membaca buku. Baik buku cerita, karangan ilmiah, buku tentang tokoh, dan masih
banyak lagi. Ia juga sering menulis
cerpen (cerita pendek) untuk ditempelkan dimading fakultas. Dari sini pembimbing-konselor
menyadari bahwa binimbing-konseli berbakat dalam bidang penerbitan. Sehingga
pilihan fakultas KPI di IAIN Walisongo Semarang bukan pilihan yang salah.
Karena nanti semester V ia akan memilih penjurusan antara penyiaran TV/Radio
atau penerbitan. Bidang penerbitan sangat cocok dengan hobi dan bakat binimbing-konseli
yang suka membaca buku dan menulis cerpen.
Mengenai kesulitan dalam belajar, masih banyak waktu untuk bertanya pada
orang yang lebih tahu. Mengingat Dian masih semester awal. Masih banyak waktu
untuk belajar. Seiring berjalannya waktu, pasti pemahaman itu akan datang. “Terus
berikhtiar dan jangan lupa berdo’a kepada Allah SWT. Kamu juga bisa
melaksanakan sholat malam agar hati dan pikiranmu menjadi lebih tenang.”
c.
Tahap Akhir Bimbingan
Konseling
Disebut juga tahap tindakan (action), tahap ini bertujuan agar binimbing-konseli
mampu menciptakan tindakan-tindakan positif seperti perubahan perilaku dan
emosi, serta perencanaan hidup masa depan yang positif setelah dapat mengatasi
masalahnya. Dalam tahap ini pembimbing-konselor menyimpulkan dan merencanakan
tindakan apa yang akan selanjutnya di ambil dan mengevaluasinya.
Pembimbing-konselor menyarankan binimbing-konseli untuk meneruskan hobinya
yaitu membaca buku dan menulis, karena itu sesuai dengan bakat, potensi dan
jurusan yang ia jalani sekarang. Dan disemester V nanti, pembimbing-konselor
menyarankan binimbing-konseli untuk memilih penerbitan dari penjurusan yang
harus ia pilih, karena binimbing-konseli ada passion disana.
Mengenai masalah belajarnya, pembimbing-konselor menyarankan binimbing-konseli
untuk bertanya pada orang yang lebih ahli atau paham. Bisa dari dosen, pembimbing-konselor
sendiri, teman, atau siapapun. Pembimbing-konselor juga menyarankan binimbing-konseli
untuk melaksanakan sholat malam dan berdo’a kepada Allah agar hati dan pikiran
menjadi lebih tenang.
F.
PENILAIAN HASIL
LAYANAN
Adapun penilaian hasil dari bimbigan
konseling tersebut adalah:
1.
Binimbing-konseli memperoleh
pemahaman baru terkait tentang keadaan dirinya dan permasalahan yang
dialaminya.
2.
Binimbing-konseli merasa masalah
yang dialaminya berkurang dan dinamika dalam diri binimbing-konseli kembali
hidup ditandai dengan semangat dan senyuman serta mimik wajah binimbing-konseli.
3.
Binimbing-konseli mempunyai rencana
dan komitmen kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam mengentaskan masalah kuliah
yang dihadapinya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar