Sabtu, 29 Oktober 2016

Rekrutmen SDM Pendidikan

REKRUTMEN TENAGA KERJA DALAM
ORGANISASI PENDIDIKAN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Ketenagaan

Dosen Pengampu :
Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag.
 

Disusun oleh :
Ummu Hanifah
(1500128013)


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO
SEMARANG
2016


REKRUTMEN TENAGA KERJA DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN
I.          PENDAHULUAN
Salah satu elemen yang penting dari upaya untuk membangun pilar organisasi agar dapat berfungsi dengan baik adalah sumber daya manusia atau pegawai. Organisasi dapat berjalan jika sumber daya manusianya berkualitas dan berada sesuai dengan bidang tugasnya (the right man and the right place). Untuk itu manajemen sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional dan baik agar dapat terwujudnya keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan perkembangan teknologi dan lingkungan serta kemampuan organisasi.
Sumber daya manusia sebuah organisasi merupakan sumber daya yang paling penting dan hanya akan dapat diperoleh melalui upaya rekrutmen yang efektif. Melalui rekrutmen inilah kontak pertama kali diusahakan organisasi atau badan untuk mendapatkan pegawai potensial, melalui rekrutmen inilah banyak individu datang untuk mengenal organisasi dan pada akhirnya nanti memutuskan ingin bekerja dengannya atau tidak. Suatu usaha rekrutmen yang dirancang dan dimanajemen dengan baik akan menghasilkan pelamar yang berkualitas baik.
Begitupun dalam lembaga pendidikan, diperlukan rekrutmen tenaga kerja atau sumber daya manusia yang berkualitas agar tujuan dari lembaga pendidikan tersebut tercapai dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan akhir pendidikan nasional yakni “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Maka dalam makalah ini akan dibahas tentang rekrutmen tenaga kerja dalam organisasi pendidikan.
II.          RUMUSAN MASALAH
A.  Apa pengertian rekrutmen tenaga kerja dalam organisasi pendidikan?
B.  Apa pentingnya rekrutmen tenaga kerja dalam organisasi pendidikan?
C.  Bagaimana cara rekrutmen tenaga kerja dalam organisasi pendidikan?
D.  Apa kendala rekrutmen tenaga kerja dalam organisasi pendidikan?
III.          PEMBAHASAN
A.  Pengertian Rekrutmen Tenaga Kerja dalam Organisasi Pendidikan
Menurut Malayu S.P. Hasibuan, rekrutmen atau penarikan adalah, “kegiatan mencari dan memengaruhi tenaga kerja agar mau melamar lowongan pekerjaan yang masih kosong di perusahaan.” mencari disini adalah menetapkan sumber-sumber tenaga kerja yang akan ditarik, dan memengaruhi disini adalah menetapkan cara-cara penarikannya, seperti melalui iklan media massa atau melalui para karyawan yang telah ada.[1]
Menurut Henry Simamora yang dikutip oleh Desi Ratnasari dalam jurnalnya bahwa rekrutmen (Recruitment) adalah, “serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian”.[2]
Ellyta Yulliyanti menerangkan bahwa rekrutmen adalah, “proses mencari, menemukan, mengajak, dan menetapkan sejumlah orang, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia”.[3]
Menurut T. Hani Handoko, rekrutmen adalah, “proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan”.[4]
Menurut E. Mulyasa dalam buku Manajemen Sekolah karya Sri Minarti bahwa rekrutmen tenaga kependidikan adalah, “suatu upaya untuk mencari dan mendapatkan calon-calon tenaga kependidikan yang memenuhi syarat sebanyak mungkin untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap”.[5]
Proses rekrutmen dimulai pada saat calon mulai dicari dan berakhir tatkala lamaran mereka diserahkan.[6] Melalui rekrutmen, individu yang memiliki keahlian yang dibutuhkan didorong membuat lamaran untuk lowongan kerja yang tersedia di perusahaan atau organisasi. Hasil dari rekrutmen adalah sekumpulan pencari kerja dimana para calon karyawan baru akan diseleksi.[7]
Agar tenaga kerja yang akan diterima bekerja itu sesuai dengan keinginan organisasi, harus ditentukan standar tenaga kerja yang dibutuhkan. Penentuan standar ini meliputi, desain pekerjaan serta tugas dan kewajiban pekerjaan untuk menentukan kemampuan kerja yang diperlukan.[8]
Jadi, rekrutmen tenaga kerja dalam orgaisasi pendidikan adalah suatu proses mencari, menemukan, mengajak, dan menetapkan sejumlah orang, baik dari dalam maupun dari luar lembaga pendidikan sebanyak mungkin dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap untuk mengisi lowongan kerja yang ada.

B.  Pentingnya Rekrutmen Tenaga Kerja dalam Organisasi Pendidikan
Menurut Baiq Setiani, tujuan utama dari proses rekrutmen dan seleksi adalah untuk mendapatkan orang yang tepat bagi suatu jabatan tertentu, sehingga orang tersebut mampu bekerja secara optimal dan dapat bertahan di perusahaan untuk waktu yang lama. Meskipun tujuannya terdengar sangat sederhana, proses tersebut ternyata sangat kompleks, memakan waktu cukup lama dan biaya yang tidak sedikit dan sangat terbuka peluang untuk melakukan kesalahan dalam menentukan orang yang tepat.
Kesalahan dalam memilih orang untuk menempati suatu jabatan sangat besar dampaknya bagi perusahaan atau organisasi. Hal tersebut bukan saja karena proses rekrutmen & seleksi itu sendiri telah menyita waktu, biaya dan tenaga, tetapi juga karena menerima orang yang salah untuk suatu jabatan akan berdampak pada efisiensi, produktivitas, dan dapat merusak moral kerja pegawai yang bersangkutan dan orang-orang di sekitamya.[9]
Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua arah. Pelamar-pelamar menghendaki informasi yang akurat mengenai berbagai informasi perusahaan atau organisasi yang bersangkutan. Sedangkan perusahaan atau organisasi sangat menginginkan informasi yang akurat tentang pelamar-pelamar tersebut sebelum diangkat menjadi karyawan.[10] Proses rekrutmen penting karena kualitas sumber daya manusia organisasi tergantung pada kualitas rekrutmennya.[11]
Menurut Sri Minarti, rekrutmen Sumber Daya Manusia (SDM) berfungsi untuk memperoleh jenis dan jumlah tenaga atau sumber daya manusia yang tepat, sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh unit-unit kerja yang bersangkutan. Penentuan sumber daya manusia yang akan dipilih harus benar-benar yang diperlukan, bukan karena ada tenaga yang tersedia.[12] Rekrutmen tenaga kependidikan dilakukan untuk mencari dan mendapatkan calon-calon tenaga kependidikan/pegawai yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk kemudian dipilih calon yang terbaik dan tercakap melalui seleksi dengan tes lisan maupun tulisan ataupun dengan interview (wawancara).[13]
Bagi lembaga pendidikan, rekrutmen menjadi salah satu kegiatan yang sangat penting dalam manajemen SDM sebab sebagai awal dari kegiatan yang dilakukan organisasi sekolah untuk mendapatkan pegawai yang tepat untuk mengisi jabatan yang kosong. Hal ini menjadi sangat penting khususnya ketika supply SDM terbatas, dimana hanya sedikit jumlah pegawai yang tersedia, sedangkan banyak lembaga pendidikan seperti sekolah atau sekolah lain yang membutuhkan tenaga kerja tersebut, sehingga lembaga-lembaga tersebut dengan sendirinya bersaing untuk menarik calon pegawai yang terbaik dari calon yang ada (persaingan).[14]
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rekrutmen bagi organisasi ataupun lembaga pendidikan sangat penting mengingat kualitas sumber daya manusia organisasi tergantung pada kualitas rekrutmennya. Dengan adanya rekrutmen, akan diperoleh calon tenaga kependidikan/ pegawai sebanyak mungkin sehingga akan mempermudah proses seleksi. Semakin banyak pelamar yang mendaftar, maka akan semakin mudah pula untuk mendapatkan pegawai/karyawan yang memenuhi syarat dan cocok untuk mengisi sebuah jabatan tertentu.

C.  Cara Rekrutmen Tenaga Kerja dalam Organisasi Pendidikan
Perekrutan (recruitment) membantu memperbanyak kumpulan kandidat yang akan dipilih untuk suatu jabatan. Perekrutan dapat dilakukan melalui berbagai sumber baik secara internal maupun eksternal dengan keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
1.    Perekrutan Internal
Sumber perekrutan internal adalah orang-orang yang sudah menjadi pegawai di sekolah, dan yang sudah menduduki jabatan tertentu yang mungkin dapat dipindahkan (mutasi atau transfer), baik secara vertikal (promosi-demosi) maupun horizontal (rotasi).[15] Metode rekrutmen internal meliputi:
1)      Metode tertutup, yaitu calon internal diperoleh dengan cara pemimpin memberikan atau menominasikan beberapa orang sebagai calon untuk dipindahkan. Pemindahan dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penilaian prestasi kerja dan kondisi pegawai yang ada.[16]
2)      Metode terbuka, yaitu melalui job posting, yaitu organisasi sekolah mengumumkan jabatan yang kosong pada papan pengumuman, pengumuman lisan, atau media lain sehingga memberikan kesempatan pada semua pegawai untuk mengajukan lamaran secara formal.[17] Dalam job posting-system Karyawan akan mengisi formulir permintaan yang menunjukkan minatnya pada jabatan yang diumumkan. Uraian jabatan yang diumumkan mencantumkan tugas-tugas dan keahlian serta pengalaman minimum yang diminta.[18]
Sumber perekrutan internal mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain sebagai berikut :
Kelebihan
Kelemahan
·      Biaya relatif kecil
·      Perusahaan telah mengetahui karyawannya
·      Karyawan tahu mengenai perusahaannya (berpengalaman) sehingga dapat bekerja lebih efektif.
·      Orientasi tidak diperlukan lagi.
·      Kesempatan promosi lebih besar sehingga meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan.
·      Loyalitas dan kedisiplinan karyawan lebih baik.
·      Masalah pengisian lowongan tidak terselesaikan karena pemindahan menimbulkan lowongan kosong kembali.
·      Mengurangi peluang masuknya pemikiran baru (inovasi).
·      Jika karyawan yang ada kurang ahli akan memberikan pelamar yang terbatas.
·      Adanya  rasa puas diri karyawan karena terjaminnya promosi.
·      Kewibawaan pejabat yang dipromosikan relatif kurang.
·      Promosi sering didasarkan pada nepotisme.
2.    Perekrutan Esternal
Perekrutan eksternal adalah upaya untuk mengisi lowongan jabatan dengan menarik orang-orang dari luar perusahaan atau organisasi untuk menjadi calon.[19] Diantara sumber-sumber perekrutan eksternal menurut Wayne F. Cascio dan Herman Aguinis antara lain:
1)   Pemasangan iklan, seperti koran, internet, televisi, radio, jurnal teknik dan profesional, dan iklan luar sejenis.
2)   Agen tenaga kerja, seperti agen pemerintah, agen swasta, firma pencari eksekutif, firma konsultasi manajemen.
3)   Institusi pendidikan, seperti sekolah kejuruan, perguruan tinggi dan universitas, kantor penempatan alumni.
4)   Organisasi profesional, seperti rapat masyarakat teknis dan konvensi (regional dan nasional) dan jasa penempatan masyarakat.
5)   Serikat buruh
6)   Job fairs/ Career fairs
7)   Walk in (yaitu pelamar mendatangi perusahaan untuk melamar)
8)   Write in (yaitu melalui pengiriman surat lamaran)
9)   Rekomendasi pegawai. [20]
Meskipun rekrutmen secara online sudah populer dan memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi secara cepat dan murah, kualitas pelamar mungkin tidak sebagus seperti yang ditemukan dengan menggunakan rekrutmen lainnya.[21] Beberapa sumber pelamar eksternal yang paling sering dipergunakan adalah pengumuman lowongan pekerjaan di internet, iklan surat kabar, referensi karyawan, dan perekrutan di perguruan tinggi. Survei menunjukkan bahwa rekomendasi dari mulut ke mulut merupakan cara kebanyakan posisi jabatan diisi. Sedangkan keunggulan perekrutan kampus diantaranya adalah kumpulan besar orang yang dapat diambil, pelamar dengan pelatihan yang terkini, dan sumber ide-ide yang inovatif.[22]
Seperti halnya rekrutmen internal, sumber perekrutan eksternal juga mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:[23]
Kelebihan
Kelemahan
·      Kesempatan untuk mendapatkan karyawan profesional terbuka
·      Kemungkinan perubahan sistem kerja yang lebih baik ada
·      Pejabat baru akan berwibawa apabila ia cakap
·      Masalah jabatan kosong terisi dengan tidak menimbulkan kosongnya jabatan lain.
·      Biaya relatif besar.
·      Menurunkan semangat kerja karyawan lama karena tidak adanya promosi.
·      Loyalitas dan solidaritas karyawan baru masih disangsikan.
·      Orientasi untuk pejabat baru harus dilakukan.
·      Kedisiplinan dan kecakapan masih diragukan.
Setelah mengetahui sumber-sumber rekrutmen, maka langkah-langkah dalam merekrut tenaga kerja untuk sekolah antara lain sebagai berikut:
1.    Penentuan jabatan yang kosong
Rekrutmen dilakukan apabila ada jabatan kosong berdasarkan analisis jabatan yang kosong dan harus diisi oleh pegawai baru. Kekosongan bisa terjadi akibat adanya pegawai yang mengundurkan diri, pensiun,  mutasi, meninggal, dan akibat adanya pengembangan yang dilakukan madrasah/sekolah yang sebelumnya sudah ditentukan dalam perencanaan sumber daya manusia.[24]
 Sebelum merencanakan perekrutan pegawai atau tenaga kependidikan, langkah awal yang perlu dilakukan adalah inventarisasi ketenagaan. Inventarisasi tenaga kependidikan adalah suatu usaha pokok dalam bidang tenaga kependidikan untuk memperoleh gambaran menyeluruh kekuatan/jumlah guru dalam jangka waktu tertentu dengan jalan mengadakan pencatatan dan pendaftaran potensi tenaga kependidikan secara tertentu dan terukur.[25]
2.    Penentuan persyaratan jabatan
Persyaratan jabatan merupakan kriteria atau ciri-ciri yang dapat meliputi keahlian, pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan. Persyaratan harus ditentukan sebab hal itu akan membantu mengidentifikasi calon pegawai yang dibutuhkan dan dimana mereka akan ditempatkan.[26] Ini dapat diketahui melalui CV (curriculum vitae) dan dokumen pendukung yang dibawa oleh pelamar dan juga blangko lamaran pekerjaan (job application blank) yang dibuat oleh departemen personalia.
Kebijaksanaan dalam bidang perekrutan personalia kependidikan dasar-dasarnya sebagian besar terdapat dalam peraturan perundangan maupun pokok-pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dalam bidang ketenagaan. [27] Contohnya rencana pengadaan guru melalui program sarjana atau program diploma empat atau rencana pengadaan dosen melalui program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian yaitu lulusan magister untuk program diploma dan sarjana, dan juga lulusan doktor untuk program pascasarjana.[28]
3.    Penentuan sumber daya dan metode rekrutmen
Langkah terakhir adalah menentukan sumber dan metode rekrutmen yang paling efektif dan efisien.[29] Secara teknis-pragmatis, sumber-sumber tenaga kerja kependidikan dapat diperoleh secara internal maupun eksternal seperti halnya perekrutan di perusahaan, diantaranya melalui teman-teman pegawai instansi, badan-badan penempatan kerja, lembaga pendidikan, dan sumber-sumber lain.[30] Diantara indikator ukuran keberhasilan rekrutmen dapat dilihat dari:
a.    Banyaknya pelamar yang datang dan melamar
b.    Banyaknya pilihan-pilihan karyawan yang potensial
c.    Banyaknya penempatan karyawan yang berhasil.[31]
Dibawah ini skema proses rekrutmen:[32]

D.  Kendala Rekrutmen Tenaga Kerja dalam Organisasi Pendidikan
Proses perekrutan bukanlah suatu kegiatan yang mudah dan sederhana. Seperti yang dikutip Fatah Syukur, bahwa menurut Moh Abdul Mukhyi dan Hadir Hudiyanto mengemukakan 3 faktor yang mempengaruhi kegiatan pemenuhan kebutuhan tenaga kerja, yaitu reputasi instansi di mata angkatan kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja, dan tersedianya angkatan kerja dengan kualifikasi pendidikan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan isntansi.[33]
Dalam proses rekrutmen, banyak hambatan yang mungkin ditemukan baik dari organisasi atau instansi itu sendiri maupun lingkungan yang ada di sekitarnya. Kendala-kendala dalam proses perekrutan antara lain:
1.      Kendala yang bersumber dari dalam organisasi
Kendala dari dalam organisasi biasanya berkaitan dengan kebijakan yang ada dalam perekrutan tenaga kerja yang meliputi:
a.       Kebijakan promosi
Kebijakan promosi dari dalam dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengisi lowongan pekerjaan. Dalam hal ini karyawan lebih diprioritaskan sehingga tidak menerima lagi lowongan bagi pencari kerja baru.[34]
b.      Kebijakan kompensasi
Kendala umum yang dihadapi pelaksana rekrutmen adalah kebijakan penggajian atau pengupahan. Besarnya kompensasi yang ditawarkan akan mempengaruhi minat pencari kerja untuk menjadi pelamar serius.
c.       Kebijakan status karyawan
Banyak perusahaan mempunyai kebijakan penerimaan karyawan dengan status honorer, sementara, ayau part time. Meskipun minat pelamar seperti ini semakin tinggi, kebijakan tersebut akan menyebabkan perusahaan menolah karyawan “qualified” yang menginginkan status kerja “full-time”.
d.      Kebijakan penerimaan tenaga lokal
Perusahaan mungkin mempunyai kebijakan untuk menarik tenaga-tenaga lokal dimana perusahaan berlokasi dan beroperasi. Prioritas ini biasanya dimaksudkan untuk lebih terlibat dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat di sekitar perusahaan.[35]
2.      Kondisi pasar tenaga kerja
Pasar tenaga kerja merupakan suatu wilayah geografis dimana kekuatan suplai (pencari kerja) berinteraksi dengan kekuatan permintaan (perusahaan yang mencari karyawan) dan dengan demikian menentukan harga tenaga kerja. Bila suplai dalam wilayah geografis tertentu terbatas, rekrutmen harus diperluas dan akan biaya tenaga kerja lebih besar. Sebaliknya, bila suplai karyawan “qualified” relatif tinggi dalam pasar tenaga kerja lokal, maka harga tenaga kerja akan cenderung redah. [36]
3.      Kendala bersumber dari lingkungan eksteral
Kondisi lingkungan di sekitar organisasi atau instansi juga dapat mempengaruhi proses rekrutmen. Faktor eksternal tersebut meliputi:
a.    Tingkat pengangguran. Bila tingkat pengangguran tinggi, maka para pencari tenaga kerja akan lebih selektif karena banyaknya pelamar.
b.    Kedudukan organisasi pencari tenaga kerja baru vis a vis organisasi lain yang bergerak di bidang kegiatan yang sama.
c.    Langka tidaknya keahlian atau ketrampilan tertentu.
d.   Proyeksi angkatan kerja pada umumnya
e.    Peraturan perundangan di bidang ketenaga-kerjaan.
f.     Praktek rekrutmen oleh organisasi-organisasi lain.
g.    Tuntutan tugas yang kelak akan dikerjakan oleh pekerja baru. [37]
Untuk mengatasi kendala tersebut, maka organisasi atau instansi khususnya lembaga pendidikan harus memperhitungkan atau menanggulangi yang menjadikan suatu hambatan, dimana dalam penentuan kebijakan lembaga pendidikan harus sesuai dengan harapan dari semua unsur, baik unsur guru sebagai tenaga kependidikan, unsur siswa, dan unsur masyarakat sekitar. Disamping itu, dalam rekrutmen tenaga kerja kependidikan harus mempunyai lata belakang pendidikan yang sesuai, dan penempatan atau pembagian tugas yang sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki masing-masing, sehingga tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal. [38]



















IV.          ANALISIS
Agar produktifitas dalam suatu organisasi/lembaga pendidikan tercapai, diperlukan sejumlah pegawai atau karyawan yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam memenuhi kebutuhan pegawai perusahaan tersebut dapat dilakukan dengan cara rekrutmen. Rekrutmen merupakan kegiatan untuk mencari calon terbaik dan tercakap sebanyak mungkin untuk mengisi lowongan kerja yang ada. Untuk melakukan rekrtmen tenaga kerja pendidikan khususnya guru, perlu kiranya mengkaji berbagai persyaratan untuk menjadi guru, sehingga tidak keliru untuk mengangkat seseorang sebagai guru. Adapun syarat-syarat bagi guru telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa guru/pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Setelah mengetahui persyaratan guru, rekrutmen dapat dilakukan melalui jalur internal maupun eksternal seperti halnya rekrutmen di perusahaan.
Meskipun dalam usaha rekrutmen tersebut banyak ditemui kendala baik dari dalam organisasi itu sendiri maupun lingkungan eksternal organisasi, harus terus dilakukan pengembangan dan perencanaan sistem rekrutmen supaya proses yang berlangsung cukup lama dan memakan biaya tersebut tidak sia-sia. Sekolah harus mampu mengatasi berbagai kendala tersebut, salah satunya yaitu dengan membuat perencanaan rancangan program yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan dijalankan dengan baik oleh lembaga pendidikan. Sehingga sekolah dapat mengetahui kendala-kendala yang ada dan dapat mengatasinya dengan baik. Strategi rekrutmen yang baik akan memberikan hasil yang positif bagi organisasi. Semakin efektif proses rekrutmen, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan pegawai yang tepat bagi organisasi.




V.          KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses rekrutmen tidak dapat terpisahkan dari proses sebelumya yaitu perencanaan dan pengadaan SDM, karena tanpa perencanaan rekrutmen akan sulit untuk dilaksanakan. Dalam kependidikan, rekrutmen tenaga kerja dalam orgaisasi pendidikan adalah suatu proses mencari, menemukan, mengajak, dan menetapkan sejumlah orang, baik dari dalam maupun dari luar lembaga pendidikan sebanyak mungkin dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan untuk kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap untuk mengisi lowongan kerja yang ada.
Rekrutmen sangat penting bagi lembaga pendidikan mengingat kualitas sumber daya manusia organisasi tergantung pada kualitas rekrutmennya. Proses  rekrutmen antara lain: penentuan jabatan yang kosong, penentuan persyaratan jabatan, kemudian penentuan sumber daya dan metode rekrutmen. sumber-sumber tenaga kerja kependidikan dapat diperoleh secara internal maupun eksternal seperti halnya perekrutan di perusahaan, diantaranya melalui teman-teman pegawai instansi, badan-badan penempatan kerja, lembaga pendidikan, dan sumber-sumber lain. Dalam proses rekrutmen, banyak hambatan yang mungkin ditemukan baik dari organisasi atau instansi itu sendiri maupun lingkungan yang ada di sekitarnya.

VI.          PENUTUP
Demikianlah makalah yang penulis susun. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan maupun penjelasan pada makalah ini penulis mohon maaf  serta mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.





DAFTAR PUSTAKA
Bateman, Thomas S., dan Scott A. Snell, Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif, Jakarta: Salemba Empat, 2009
Cascio, Wayne F., and Herman Aguinis, Applied Psychology in Human Resource Management, New Jersey: Pearson, 2005
Gomes, Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: ANDI, 2003
Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE, 2001
Hasibuan, Malayu S. P., Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia Prusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009
Minarti, Sri, Manajamen Sekolah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012
Ratnasari, Desi, “Studi Tentang Proses Rekrutmen Tenaga Kerja Perlindungan Masyarakat (Linmas) Di Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Malinau”, eJournal Pemerintahan Integratif, Vol. 1, No. 1, 2013
Setiani, Baiq, “Kajian Sumber Daya Manusia dalam ProsesRekrutmen Tenaga Kerja di Perusahaan”, Jurnal Ilmiah WIDYA, Vol. 1 No. 1, 2013
Stephen P, Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, terj.Bob Sabran dan Devri Barnadi Putera  Jakarta: Erlangga, 2010
Syukur, Fatah, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012
Yasin, Ahmad Fatah, Pengenbangan Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan Islam, Malang: UIN-Maliki Press, 2011
Yulliyanti, Ellyta, “Analisis Proses Rekrutmen dan Seleksi pada Kinerja Pegawai”, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi , Vol. 16, No. 3, 2009




[1] Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 174
[2] Desi Ratnasari, “Studi Tentang Proses Rekrutmen Tenaga Kerja Perlindungan Masyarakat (Linmas) Di Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Malinau”, eJournal Pemerintahan Integratif, (Vol. 1, No. 1), 2013, hlm. 78
[3] Ellyta Yulliyanti, “Analisis Proses Rekrutmen dan Seleksi pada Kinerja Pegawai”, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi , (Vol. 16, No. 3), 2009, hlm. 132
[4] T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE, 2001), hlm. 69
[5] Sri Minarti, Manajamen Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 133
[6] Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: ANDI, 2003), hlm. 105
[7] T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia..., hlm. 69
[8] Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 68
[9] Baiq  Setiani, “Kajian Sumber Daya Manusia dalam ProsesRekrutmen Tenaga Kerja di Perusahaan”, Jurnal Ilmiah WIDYA, (Volume 1 Nomor 1), 2013, hlm. 40
[10] Baiq  Setiani, “Kajian Sumber Daya Manusia dalam ProsesRekrutmen Tenaga Kerja di Perusahaan”..., hlm. 39
[11] T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia..., hlm. 69
[12]Sri Minarti, Manajamen Sekolah..., hlm. 127
[13] Sri Minarti, Manajamen Sekolah..., hlm. 133
[14] Ahmad Fatah Yasin, Pengenbangan Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm. 105
[15] Ahmad Fatah Yasin, Pengenbangan Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan Islam..., hlm. 107
[16] A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Prusahaan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 34
[17] Ahmad Fatah Yasin, Pengenbangan Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan Islam..., hlm. 107
[18] Thomas S. Bateman, dan Scott A. Snell, Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm. 10.
[19] Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah..., hlm. 176
[20] Wayne F. Cascio and Herman Aguinis, Applied Psychology in Human Resource Management, (New Jersey: 2005, Pearson), hlm. 267
[21] Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, terj.Bob Sabran dan Devri Barnadi Putera  (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 271
[22] Thomas S. Bateman, dan Scott A. Snell, Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam Dunia yang Kompetitif..., hlm. 11.
[23] Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah..., hlm. 177
[24] Ahmad Fatah Yasin, Pengenbangan Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan Islam..., hlm. 106
[25] Sri Minarti, Manajamen Sekolah..., hlm. 127
[26] Ahmad Fatah Yasin, Pengenbangan Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan Islam..., hlm. 106
[27] Sri Minarti, Manajamen Sekolah..., hlm. 133
[28] UURI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 9 dan pasal 46
[29] Ahmad Fatah Yasin, Pengenbangan Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan Islam..., hlm. 106
[30] Sri Minarti, Manajamen Sekolah..., hlm. 138
[31] Ahmad Fatah Yasin, Pengenbangan Sumber Daya Manusia di Lembaga Pendidikan Islam..., hlm. 108
[32] T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia..., hlm. 71
[33] Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan..., hlm. 69
[34] Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan..., hlm. 73
[35] T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia..., hlm. 71-72
[36] T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia..., hlm. 73
[37] Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan..., hlm. 74
[38] Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan..., hlm. 75

Tidak ada komentar:

Posting Komentar