Sabtu, 29 Oktober 2016

Pemasaran Jasa Pendidikan

KONSEP PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DAN
KEPUASAN PELANGGAN

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Pemasaran, Manajemen Humas, dan Analisis Kebijakan


Dosen Pengampu :
Dr. Fahrurrozi, M.Ag.



Disusun oleh :
             1.    Ummu Hanifah         (1500128013)
             2.    Chusnul Maesaroh     (1500128016)


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO
SEMARANG
2016


KONSEP PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DAN
KEPUASAN PELANGGAN
I.          PENDAHULUAN
 Pemasaran, yang lebih dikenal dengan istilah asing “marketing” adalah suatu metode baru untuk memajukan dan mengembangkan potensi sebuah organisasi dengan memusatkan sasaran atau target, terutama pada masyarakat yang benar-benar membutuhkan dan menginginkan organisasi kita, dan tujuan dari pemasaran adalah membantu pengelola suatu organisasi untuk memutuskan produk apa yang mesti ditawarkan terlebih dahulu.
Adanya istilah marketing pendidikan membuat orang mengira bahwa lembaga pendidikan itu akan dikomersilkan. Adalah tidak sama antara marketing dengan komersial, walaupun keduanya akrab digunakan dalam bidang bisnis. Kegiatan bisnis dapat dilakukan pada dua sektor yaitu sektor yang mencari dan mengejar laba, dan sektor yang tidak mengejar laba. Demikian pula istilah marketing, ada marketing dalam “profit organization” dan ada pula “non profit organization”. Mengenai lembaga pendidikan adalah termasuk dalam non profit organization.
Bicara marketing berarti bicara bagaimana memuaskan konsumen atau pelanggan. Jika konsumen tidak puas berarti marketingnya gagal. Dalam sebuah lembaga pendidikan, terdapat pula sebuah kegiatan melayani konsumen berupa murid, siswa, mahasiswa, dan juga masyarakat umum yang dikenal sebagai “stakeholder”. Pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut, karena mereka sudah membayar mahal kepada lembaga pendidikan. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai konsep pemasaran jasa pendidikan dan kepuasan pelanggan.

II.          RUMUSAN MASALAH
A.  Apa pengertian dan konsep pemasaran jasa pendidikan?
B.  Apa pengertian nilai dan kepuasan pelanggan?
C.  Apa saja komponen pemasaran dalam pendidikan?
III.          PEMBAHASAN
A.  Pengertian dan Konsep Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut Thamrin dan Francis, pemasaran adalah, “suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”.[1]
Menurut Michael J. Baker, pemasaran berarti pertukaran (marketing=exchange). Baker mendefinisikan marketing sebagai, “Marketing is a process of exchange between individuals and/or organisations which is concluded to the mutual benefit and satisfaction of the parties”.[2] Pemasaran adalah proses pertukaran antara individu-individu dan/atau organisasi-organisasi untuk saling menguntungkan dan menciptakan kepuasan.
Sedangkan pemasaran menurut Kotler yang dikutip oleh Muhaimin, dkk pemasaran adalah, “usaha/kegiatan yang menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen melalui proses pertukaran”.[3]
Menurut William J. Stanton yang dikutip oleh Daryanto dalam bukunya sari kuliah manajemen pemasaran, pemasaran adalah, “keseluruhan intern yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.[4]
Menurut Philip dan Duncan, pemasaran meliputi semua langkah yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud kepada konsumen. Sedangkan menurut American Marketing Association, pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.[5]
Kolter dan Keller mendefinisikan jasa/layanan (service) sebagai, “semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun”.[6] Jasa mempunyai empat karakteristik berbeda yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran: tak berwujud (intangibility), tak terpisahkan (inserparability), bervariasi (variability), dan tak musnah (perishability).[7]  
Sedangkan pengertian pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yaitu,
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”[8]
Menurut Rusdiana, pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang diproses dengan menggunakan atau tidak menggunakan bantuan produk fisik, yaitu proses yang terjadi merupakan interaksi antara penyedia jasa dan pengguna jasa yang mempunyai sifat tidak mengakibatkan perpindahan hak atau kepemilikan”. [9]
Dalam konteks sekolah/madrasah pemasaran didefinisikan sebagai, “suatu pengolahan yang sistematis dari pertukaran nilai-nilai yang sengaja dilakukan untuk mempromosikan misi-misi sekolah/ madrasah berdasarkan pemuasan kebutuhan nyata baik itu untuk stakeholder ataupun masyarakat sosial pada umumnya”.[10]
Pemasaran dalam konteks jasa pendidikan adalah, “sebuah proses sosial dan manajerial untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan (creation) penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain dalam bidang pendidikan”.[11]
Menurut Alma, Marketing jasa pendidikan adalah, “kegiatan lembaga pendidikan memberikan layanan atau menyampaikan jasa pendidikan kepada konsumen dengan cara yang memuaskan”.[12]
Fungsi pemasaran di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon siswa. Oleh karena itu, pemasaran harus berorientasi kepada pelanggan yang dalam konteks sekolah/madrasah disebut siswa.[13]
Etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentuk watak secara menyeluruh, karena pendidikan bersifat lebih kompleks, yang dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Hasil pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga negara, generasi penerus ilmuwan di masa depan.[14]
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa pendidikan adalah suatu proses menejerial yang melaksanakan aktifitas pertukaran layanan intelektual untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pendidikan (siswa) sehingga memuaskan pelanggan.



B.  Pengertian Nilai dan Kepuasan Pelanggan
1.    Pengertian Nilai
Nilai adalah perkiraan konsumen tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Seorang konsumen membutuhkan suatu produk berupa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya dengan melakukan proses pembelian. Dalam proses pembelian itu, seorang pembeli membentuk harapan nilai atau value. Nilai atau value  dapat dipahami sebagai manfaat produk, sedangkan nilai dalam istilah keuangan umumnya diartikan sebagai harga yang ditawarkan kepada pelanggan. Penciptaan nilai dalam pemasaran dikaitkan dengan proses perwujudan atas pengetahuan dari kebutuhan dan keinginan dari suatu pasar kedalam produk tertentu yang ditawarkan.[15]
Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai total yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dengan biaya total yang menyertai produk tersebut. Nilai total antara lain nilai dari produk, jasa, personil pemasar, biaya waktu, biaya energi yang dikeluarkan, biaya psikis. Setelah pemberian nilai, konsumen akan mengevaluasi dan hasil evaluasi ini akan mempengaruhi kepuasan dan peluang untuk membeli ulang produk tersebut. [16]
Konsumen akan menentukan peringkat produk dari yang paling memenuhi sampai yang paling tidak memenuhi kebutuhannya. Ia akan mempertimbangkan nilai dan harga suatu produk sebelum menentukan pilihan. Ia akan memilih produk yang memberikan nilai tertinggi untuk harganya. Jadi, nilai setiap produk baik barang maupun jasa tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat mendekati produk ideal. [17]  
Pelanggan pada dasarnya mencari nilai terbesar yang diberikan suatu produk (jasa). Pencarian nilai oleh pelanggan terhadap produk (jasa) perusahaan, kemudian menimbulkan teori yang disebut dengan customer delivered value (nilai yang diterima konsumen), yaitu besarnya selisih nilai yang diberikan oleh pelanggan terhadap produk jasa perusahaan yang ditawarkan kepadanya (customer value) dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk (jasa) tersebut (customer cost). Dimana hasil akhirnya adalah keuntungan (profit) yang diterima oleh pelanggan. Nilai yang diberikan oleh pelanggan diukur berdasarkan kepercayaan (reliability), ketahanan (durability) dan kinerja (performance) terhadap bentuk fisik, pelayanan karyawan perusahaan dan citra produk (jasa). Di lain sisi biaya yang dikeluarkan pelanggan diukur berdasarkan jumlah uang, waktu dan energi, serta biaya psikologis produk.[18]
2.      Pengertian Kepuasan Pelanggan
Kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin “satis” yang berarti cukup baik, memadai. Dan “factio”yang berarti melakukan atau membuat. Sehingga kepuasan (satisfaction) dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai. Kepuasan merupakan respons konsumen yang sudah terpenuhi keinginannya tentang penggunaan barang dan jasa yang mereka pakai.[19]
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja produk (atau hasil) yang ia rasakan dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan (perceived performance) dan harapan (expectations). Jika kinerja dibawah harapan maka pelanggan akan tidak puas, kalau kinerja sesuai harapan maka pelanggan puas, dan apabila kinerja melampaui harapan maka pelanggan akan sangat puas, senang atau bahagia.[20]
Kepuasan pelanggan merupakan pendorong utama bagi loyalitas pelanggan. Sebagian pelanggan mendasarkan kepuasannya semata-mata hanya pada dorongan harga, sedangkan pelanggan lain mendasarkan kepuasannya pada keputusan pembelian atas dasar tingkat kepuasan produk yang mereka butuhkan. Peningkatan kepuasan pelanggan sangat dibutuhkan dalam persaingan pasar yang semakin tajam. Tingkat kepuasan pelanggan tergantung pada kinerja yang dirasakan/diterima dari produk barang maupun jasa atau servis pendukung serta standar yang digunakan pelanggan untuk mengevaluasi kinerja itu. [21]
Penemuan professor Claes Fornell dari University of Michigan mengenai kepuasan pelanggan terhadap hasil produksi:[22]
a.    Kepuasan pelanggan akan lebih rendah pada industri yang menawarkan produk homogen kepada pasar yang heterogen. Di lain pihak, industri yang menawarkan produk homogen bermutu tinggi ke pasar homogen, akan mendapatkan tingkat kepuasan tinggi.
b.    Kepuasan pelanggan lebih rendah, kalau pembeli menghadapi biaya tinggi untuk berganti pemasok. Mereka terpaksa membeli dari pemasoknya sekarang, meskipun tingkat kepuasan mereka rendah.
c.       Industri yang tergantung dari pembelian ulang, umumnya memiliki tingkat kepuasan pelanggan yang lebih tinggi.
d.      Seiring dengan meningkatnya pangsa pasar, kepuasan pelanggan pelanggan bisa turun. Penyebabnya adalah lebih banyak pelanggan dengan permintaan heterogen yang ditarik untuk membeli barang yang relatif homogen.
Dalam melakukan pengukuran kepuasan pelanggan, menurut Kotler yang dikutip oleh Ara Hidayat dan Imam Machali, mengemukakan beberapa cara diantaranya yaitu:[23]
a.       Complain and suggestion system (sistem keluhan dan saran), informasi dari saran dan keluhan ini akan dijadikan data dalam melakukan antisipasi dan pengembangan perusahaan.
b.      Customer satisfaction surveys (servey kepuasan pelanggan), tingkat keluhan konsumen dijadikan data dalam mengukur tentang kepuasan, hal itu bisa melalui survei, pos, telpon atau angket.
c.       Ghost shopping (pembeli bayangan), dengan mengirimkan orang untuk melakukan pembelian di perusahaan orang lain dan di perusahaan sendiri untuk melihat secara jelas keunggulan dan kelemahan pelayanannya.
d.      Lost customer analysis (analisis pelanggan yang beralih), yaitu kontak yang dilakukan kepada pelanggan yang telah beralih pada perusahaan lain untuk dijadikan perbaikan kinerja dalam meningkatkan kepuasan.
Dalam konteks pendidikan, kepuasan pelanggan dapat dilihat dari beberapa komponen sebagai berikut:[24]
No.
Komponen
Indikator-indikator
1.
Karakteristik barang dan jasa
Nama sekolah yang dikenal, staf pengajar yang kompeten, dan hubungan dengan lembaga luar.
2.
Emosi pelanggan
Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
3.
Atribut-atribut pendukung
Promosi di bidang jasa sekolah, lulusan yang berhasil, dan prestasi-prestasi yang dicapai.
4.
Persepsi terhadap pelayanan
Penerimaan pelayanan oleh siswa.
5.
Pelanggan lainnya
Penyebarluasan informasi
6.
Manfaat
Fungsional dan emosional
7.
Biaya
Moneter, waktu, energi dan fisik
Lembaga pendidikan pada hakekatnya bertujuan memberi layanan kepada pelanggan yang berupa murid, siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum yang dikenal sebagai “Stakeholder”. Pihak yang dilayani ingin memperoleh kepuasan dari layanan tersebut. Layanan ini dapat dilihat dari berbagai bidang, mulai dari layanan yang berbentuk fisik bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu.
Pelanggan akan menuntut dan menggugat layanan yang kurang memuaskan. Mereka akan memperhatikan keadaan bangunan ruang belajar, kebersihan dan keamanan. Kemudian berbagai fasilitas seperti papan tulis, spidol, kapur, dan fasilitas berupa teknologi pendidikan, serta guru yang profesional, bermutu, dan sebagainya. Semua akan bermuara pada sasaran memuaskan konsumen. Inilah tujuan hakiki dari marketing lembaga pendidikan.[25]
Sekolah hendaknya dapat berorientasi pada kepuasan pelanggan, selain juga perlu mencermati pergeseran konsep “keuntungan pelanggan” menuju “nilai” (value) dari jasa yang terhantar. Sekolah mahal tidak menjadi masalah sepanjang manfaat yang dirasakan siswa melebihi biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, sekolah murah bukan jaminan akan diserbu calon siswa apabila nilainya rendah.[26]
Jadi, kepuasan pelanggan layanan jasa pendidikan, dapat dilihat dari nilai layanan yang diberikan dalam lembaga pendidikan itu sendiri, mulai layanan yang berbentuk fisik bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu.

C.  Komponen-komponen Pemasaran dalam Pendidikan
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang berorientasi kepada pelanggan atau konsumen. Komponen-komponen dalam proses pemasaran, termasuk juga pemasaran jasa pendidikan diantaranya sebagai berikut:
1.    Kebutuhan (Need)
Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan secara umum terbagi atas kebutuhan primer, sekunder dan tersier.[27] Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan, dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen. Bila konsumen tidak puas maka konsumen akan mencari produk atau jasa memuaskan kebutuhan mereka.[28]
2.    Keinginan (Want)
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan adalah hasrat akan pemuas tertentu dari kebutuhan. Contohnya orang butuh makan dan keinginannya adalah makan nasi goreng.[29] Masyarakat yang semakin berkembang keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan organisasi, lembaga atau perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menebus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya.[30]
3.    Permintaan (Demand)
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatsan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan manusia akan produk spesifik yang didukung didukung oleh daya beli. [31]
4.    Produk (Product)
Manusia memuaskan kebutuhan dan keinginan dengan produk. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.[32]
Konsep produk dalam dunia pendidikan terbagi atas jasa kependidikan dan lulusan. Jasa kependidikan terbagi atas jasa kurikuler, penelitian, pengembangan kehidupan bermasyarakat, ekstrakurikuler, dan administrasi. Bentuk produk tersebut hendaknya sejalan dengan permintaan pasar atau keinginan pasar yang diikuti oleh kemampuan dan kesediaan dalam membeli jasa kependidikan.[33]
5.    Nilai Pelanggan (Customer Value)
Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai total yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya total yang menyertai produk tersebut. Setelah pemberian nilai, konsumen akan mengevaluasi dan hasil evaluasi ini akan mempengaruhi kepuasan dan peluang untuk membeli ulang produk tersebut.[34]
6.    Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)
Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk anggapannya (atau hasil) dalam kaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak memenuhi ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa. Jika kinerja produk sesuai dengan ekspetasi, pelanggan tersebut puas. Jika kinerja produk melebihi ekspetasi, pelanggan tersebut senang.[35]
7.    Pertukaran (Exchange)
Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan. Ada 5 kondisi yang harus dipenuhi agar pertukaran terjadi:
a.    Terdapat sedikikitnya dua pihak.
b.    Setiap pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga bagi pihak lain.
c.    Setiap pihak mampu berkomunitas dan melakukan penyerahan.
d.   Setiap pihak bebas menerima atau menolak tawaran pertukaran.
e.    Setiap pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain bermanfaat.[36]
8.    Transaksi (Transactions)
Transaksi adalah tercapainya persetujuan mengenai pertukaran. Aspek-aspek dalam transaksi, antara lain sebagai berikut:[37]
a.    Sedikitnya ada dua barang yang memiliki nilai
b.    Ada syarat-syarat yang disetujui
c.    Ada pesetujuan mengenai waktu
d.   Ada persetujuan mengenai tempat
9.    Hubungan (Relationship)
Hubungan adalah proses menciptakan, memelihara dan meningkatkan kebersatuan dan keeratan yang semakin bernilai dengan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain. Dengan kata lain hubungan adalah praktik membangun komunikasi jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak pelanggan, pemasok (supplier), penyalur (distributor), guna mempertahankan bisnis jangka panjang mereka. Agar hubungan dapat tercipta dalam jangka panjang maka hal- hal yang dapat dilakukan antara lain:[38]
a.    Saling mempercayai, saling menguntungkan
b.    Menjanjikan dan memberikan kualitas yang tinggi, pelayanan yang baik, harga yang pantas antar pihak.
c.    Menghasilkan ikatan ekonomi, teknik dan sosial yang kuat antar pihak yang berkepentingan
d.   Menekan biaya transaksi dan waktu pencarian pelanggan
10.    Jaringan (Network)
Hasil akhir suatu pemasaran berdasarkan hubungan adalah membangun suatu aset perusahaan berupa jaringan pemasaran. Jaringan pemasaran terdiri dari suatu perusahaan dengan pemasok, distributor dan pelaggannya di mana sudah terdapat suatu hubungan bisnis yang kuat dan dapat diandalkan. Semakin lama pemasaran semakin bergeser dari memaksimalkan keuntungan dari setiap transaksi ke memaksimalkan hubungan saling menguntungkan dengan mitranya. Prinsip dasarya adalah dengan membangun hubungan baik, transaksi yang menguntungkan akan datang sendiri. [39]
11.    Pasar (Markets)
Pasar terdiri dari semua pembeli potensial yang memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut.[40] Jadi, besarnya pasar tergantung dari jumlah orang yang memiliki kebutuhan, punya sumber daya yang diminati orang lain, dan mau menawarkan sumber daya itu untuk ditukar supaya dapat memenuhi keinginan mereka. Ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk menunjuk pada sejumlah pembeli dan penjual yang melakukan transaksi pada suatu produk atau kelas produk. [41]
12.    Pamasar dan calon pembeli
Pemasar adalah orang yang mencari sumber daya dari orang lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai. Sedangkan calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran tersebut. Kalau satu pihak libih aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar dan pihak kedua adalah calon pembeli. [42]

IV.          KESIMPULAN
Pemasaran jasa pendidikan adalah suatu proses menejerial yang melaksanakan aktifitas pertukaran layanan intelektual untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (siswa) pendidikan sehingga dapat mencapai kepuasan pelanggan. Fungsi pemasaran di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon siswa.
Kepuasan pelanggan layanan jasa pendidikan, dapat dilihat dari nilai layanan yang diberikan dalam lembaga pendidikan itu sendiri, mulai layanan yang berbentuk fisik bangunan, sampai layanan berbagai fasilitas dan guru yang bermutu. Sekolah mahal tidak menjadi masalah sepanjang manfaat yang dirasakan siswa melebihi biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, sekolah murah bukan jaminan akan diserbu calon siswa apabila nilainya rendah.
Komponen-komponen dalam proses pemasaran, termasuk juga pemasaran jasa pendidikan diantaranya; kebutuhan, keinginan, permintaan, produk, nilai, kepuasan, pertukaran, transaksi, hubungan, jaringan, pasar, pemasar dan calon pembeli

V.          PENUTUP
Demikianlah makalah yang penulis susun. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan maupun penjelasan pada makalah ini penulis mohon maaf  serta mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.



DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin, dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012
Alma, Buchari, dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, Bandung: Alfabeta, 2008
Assauri, Sofjan, Strategic Marketing (Sustaining Lifetime Customer Value), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012
Baker, Michael J. etc, Marketing Theory and Practice, London: Macmillan Education Ltd, 1987
Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, Bandung: Satu Nusa, 2011
Hidayat, Ara dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Bandung: Pustaka Educa, 2010
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Jilid 1, Terj. Bob Sabran, Jakarta: Erlangga, 2009
------, Manajemen Pemasaran Jilid 2,Terj. Bob Sabran, Jakarta: Erlangga, 2009
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2009
Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010
Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2015
Shinta, Agustina, Manajemen Pemasaran, Malang: Universitas Brawijaya Press, 2011
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1





[1] Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 14
[2] Michael J. Baker, etc, Marketing Theory and Practice, (London: Macmillan Education Ltd, 1987), hlm. 4
[3] Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 97
[4] Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran, (Bandung: Satu Nusa, 2011), hlm. 83- 84.
[5] Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran..., hlm. 83- 84.
[6] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Jilid 2,Terj. Bob Sabran, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 36
[7] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Jilid 2... , hlm. 39
[8] Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1
[9] Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), hlm. 263
[10] Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan..., hlm. 98
[11] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, (Bandung: Pustaka Educa, 2010), hlm. 263- 264.
[12] Buchari Alma, dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 31
[13] Muhaimin, dkk, Manajemen Pendidikan..., hlm. 101
[14] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan..., hlm. 263- 264.
[15] Sofjan Assauri, Strategic Marketing (Sustaining Lifetime Customer Value), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 2
[16] Agustina Shinta , Manajemen Pemasaran, (Malang: Universitas Brawijaya Press, 2011), hlm. 10
[17] Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran..., hlm. 16
[18] Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm. 174
[19]Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan..., hlm. 264
[20] Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran..., hlm. 38
[21] Sofjan Assauri, Strategic Marketing (Sustaining Lifetime Customer Value)..., hlm. 11
[22]  Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran..., hlm. 9- 10
[23] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan..., hlm. 266
[24] Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan..., hlm. 262
[25] Buchari Alma, dan Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima..., hlm. 30
[26] Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan..., hlm. 262
[27] Agustina Shinta , Manajemen Pemasaran..., hlm. 9
[28] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan..., hlm. 259.
[29] Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran..., hlm. 14
[30]Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...,  hlm. 260.
[31]  Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan...,  hlm. 260.
[32]  Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran..., hlm. 1
[33] Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan..., hlm. 262
[34]  Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran..., hlm. 1         
[35] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 14.
[36]  Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan..., hlm. 261.
[37] Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran..., hlm.  2.
[38]Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan..., hlm. 262.
[39] Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran..., hlm. 19
[40]  Daryanto, Sari Kuliah Manajemen Pemasaran..., hlm. 3.
[41] Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran..., hlm. 19
[42] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan..., hlm. 262. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar