Sabtu, 29 Oktober 2016

Perilaku Kelompok dalam Organisasi

PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi

Dosen Pengampu :
Dr. Widodo Supriyono, M.Ag


Disusun oleh :
      1.    Asma’ul Khoiriyah                 (1500128005)
      2.    Ummu Hanifah                       (1500128013)



PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO
SEMARANG
2016


PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
I.          PENDAHULUAN
Apabila berbicara tentang perilaku organisasi, berarti juga membahas tentang perilaku manusia. Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi apapun bentuknya. Perilaku manusia yang berada dalam suatu kelompok atau organisasi adalah awal dari perilaku organisasi itu. Perilaku manusia yang terdapat di dalam organisasi berasal dari dua sumber, yaitu perilaku individu dan perilaku kelompok. Perilaku kelompok tersebut berasal dari perilaku individu-individu yang berkumpul menjadi sebuah kelompok.
Sebagai  makhluk  sosial,  manusia  tidak  bisa  dipisahkan  dari kelompok.  Kelompok  merupakan  bagia                   n  dari  kehidupan  manusia. Setiap hari  manusia  akan  terlibat  dalam  aktivitas  kelompok. Demikian  pula  kelompok  merupakan  bagian  dari  kehidupan organisasi. Pada umumnya, manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, seringnya berjumpa, adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain, sehingga mulailah mereka berkelompok dalam organisasi.
Dalam suatu organisasi bisa terdapat beberapa macam kelompok yang terbentuk melalui suatu proses tertentu. Kelompok memunyai status dan norma yang memengaruhi perannya. Kelompok juga dapat berbeda menurut besaran dan kohesivitasnya. Maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai perilaku kelompok dalam organisasi.

II.          RUMUSAN MASALAH
A.  Apa pengertian perilaku kelompok dalam organisasi?
B.  Apa saja tipe-tipe kelompok?
C.  Bagaimana tahap-tahap perkembangan kelompok?
D.  Apa manfaat kelompok dalam sebuah organisasi?
III.          PEMBAHASAN
A.  Pengertian Perilaku Kelompok dalam Organisasi
1.    Pegertian Perilaku
Secara etimologi, perilaku dalam bahasa inggris berarti “behavior”. Sedangkan secara terminologi, Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya  “tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan”.[1] Menurut Toha, perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.[2] Suatu perilaku dapat diobservasi ketika perilaku itu dapat dilihat dan terukur serta dapat dihitung dalam kaitan dengan frekuensi dan/atau jangka waktu.[3] Jadi, perilaku adalah aktifitas individu atau manusia sebagai reaksi terhadap lingkungan yang dapay diamati.
2.    Pengertian Kelompok
Secara etimologi, kelompok dalam bahasa inggris diartikan dengan “group”. Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai kelompok. Menurut Robbins dan Coulter, kelompok adalah, “dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling bergantung yang bekerja sama untuk meraih tujuan tertentu”.[4]
Menurut Karen, kelompok dapat didefinisikan sebagai, “A group is at least two individuals gathered together because of some common bond, to meet members’ social and emotional needs, or to fulfill some mutual purpose”.[5] Kelompok adalah sekurang-kurangnya dua orang yang berkumpul bersama karena suatu keadaan, untuk bertemu anggota sosialnya dan kebutuhan emosi, atau untuk saling memenuhi tujuan.
Sedangkan menurut David dan Frank, terdapat 7 definisi tentang kelompok antara lain sebagai berikut:  
a.    Sejumlah orang yang berkumpul bersama untuk mencapai tujuan
b.    Kumpulan orang-orang yang saling bergantung dalam beberapa hal.
c.    Sejumlah individu yang saling berinteraksi.
d.   Suatu kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang menganggap diri mereka berada dalam satu kelompok.
e.    Kumpulan individu yang interaksinya tersusun oleh peran dan norma.
f.     Sekumpulan orang yang saling memengaruhi satu sama lain.
g.    Sekumpulan individu yang mencoba untuk memuaskan beberapa kebutuhan pribadi melalui kebersamaan mereka.[6]
Dari definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah dua orang atau lebih yang berkumpul dan beriteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
3.    Pengertian Organisasi
Secara etimologi, organisasi dalam bahasa inggris diartikan dengan “organization”. Sedangkan secara terminologi, banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai organisasi.
Menurut James D. Mooney yang dikutip oleh Wursanto, organisasi diartikan sebagai “Organization is the from of every human association for  the attainment of common purpose”. Organisasi merupakan bentuk dari setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.[7]
Menurut Alo Liliweri, organisasi adalah “bentuk kerja sama yang sistemik antara sejumlah orang untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama”.[8]
Menurut Greenberg dan Baron yang dikutip oleh Wibowo, organisasi adalah, “sistem sosial yang terstruktur terdiri dari kelompok dan individu bekerja bersama untuk mencapai beberapa sasaran yang disepakati”.[9]
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu bentuk kerjasama antara individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah disepakati.
4.    Pengertian Perilaku Kelompok dalam Organisasi
Dari pengertian perilaku dan pengertian kelompok diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku kelompok adalah aktifitas yang dapat diamati dari dua atau lebih manusia atau individu yang berinteraksi dan  berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu.
Manusia sebagai individu memunyai watak, temperamen, sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Apabila individu tersebut masuk menjadi anggota suatu kelompok, maka sifat, watak, temperamen dan kepribadiannya akan ikut dibawa masuk ke dalam kelompok. Dalam hal demikian maka akan terbentuk perilaku yang pada mulanya berorientasi kepada perilaku individu harus diarahkan dan dikendalikan ke arah perilaku yang berorientasi kelompok. Hal ini berarti perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku organisasi.[10]
Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menginvestigasi dampak perilaku dari individu, kelompok, dan struktur dalam organisasi, dengan maksud menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektivitas organisasi.[11]
Jadi, perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang dilakukan dua atau lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati.
B.  Tipe-tipe Kelompok
Berdasarkan alasan terbentuknya, kelompok dapat dibagi menjadi dua yaitu dapat berbentuk kelompok formal ataupun kelompok informal.
1.    Kelompok Formal (Formal Group)
Kelompok formal adalah kelompok yang terbentuk karena tindakan manajerial organisasi, dirancang secara intensional untuk mengarahkan anggotanya ke arah tujuan organisasi. Dalam kelompok formal, perilaku anggota yang terikat didalamya ditentukan dan diarahkan pada tujuan organisasional.[12] Kelompok formal merupakan kelompok kerja yang terbatas pada satu struktur organisasi dan memiliki rancangan penugasan kerja serta tugas-tugas spesifik yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi.[13] Manajer menciptakan kelompok kerja untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.[14] Kelompok formal memunyai dua bentuk, antara lain:
a.    Kelompok Komando (Command Group), merupakan kelompok yang ditentukan oleh hubungan diantara individu yang menjadi bagian formal dari organisasi, mereka yang memunyai legitimasi memberi perintah kepada yang lain.
b.    Kelompok Tugas (Task Group), merupakan kelompok formal organisasional yang dibentuk untuk melakukan tugas spesifik. Kelompok ini terdiri dari individu dengan minat dan keahlian khusus dalam bidang tertentu tanpa memandang posisi mereka dalam hirarki organisasi.[15]
2.    Kelompok Informal (Informal Group)
Kelompok informal adalah kelompok yang berkembang secara alamiah diantara individu, tanpa pegarahan dari organisasi dimana mereka bekerja.[16] Kelompok informal tidak terstruktur maupun ditentukan secara organisasional. Kelompok informal terbentuk sebagai konsekuensi dari tindakan individu sebagai tanggapan atas kebutuhan dan kontak sosial. Kelompok ini merupakan kelompok sosial yang berkembang berdasarkan minat yang sama dan pertemanan. Walau tidak dibentuk oleh manajemen, kelompok jenis ini dapat memengaruhi kinerja individu dan organisasi. Dampaknya dapat bersifat positif atau negatif tergantung tujuan dari para anggota kelompoknya.[17] Kelompok formal memunyai dua bentuk, antara lain:
a.    Kelompok Minat (Interest Group) adalah kelompok pekerja yang berkumpul untuk memuaskan minat atau kepentingan bersama.
b.    Kelompok Persahabatan (Friendship Group) adalah kelompok informal yang berkembang karena anggotnya adalah teman, sering saling bertemu di luar organisasi.[18]
Sedangkan David dan Frank membagi kelompok menjadi empat jenis berdasarkan prestasinya, antara lain sebagai berikut:
1.    Kelompok Pseudo, merupakan kelompok dimana anggotanya telah menetapkan untuk bekerjasama, tetapi tidak seorangpun tertarik untuk menjalankannya. Susunannya menimbulkan persaingan satu sama lain. contohnya seperti kelompok penjualan regional yang bekerja sama untuk meningkatkan keuntungan.
2.    Kelompok Tradisional, merupakan kelompok dimana anggotanya setuju untuk bekerja sama, tetapi melihat hanya sedikit keuntungan dalam menjalankannya. Anggotanya menjalankan pekerjaan sendiri-sendiri walaupun saling berinteraksi. Cotohnya seperti kelompok belajar yang dibentuk oleh guru, dimana ada beberapa murid yang mengerjakan tugas sedangkan yang lain tidak melakukan apapun.
3.    Kelompok Efektif, adalah kelompok yang anggotanya bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Anggotanya yakin bahwa mereka dapat mencapai tujuan jika bekerjasama dengan anggota kelompok lain dan mencapai tujuan bersama.
4.    Kelompok prestasi tinggi, adalah kelompok yang memenuhi semua kriteria kelompok efektif dan menunjukkan semua harapan yang layak, yang diberikan oleh para anggotanya. Yang membedakan dengan kelompok efektif adalah tingkat komitmen anggota yang menganggap anggota lain adalah keluarga dengan adanya cinta dan kepercayaan. [19]
Sedangkan dilihat dari interaksinya, kelompok dibedakan menjadi dua jenis, antara lain sebagai berikut:
1.    Kelompok Primer, merupakan kelompok dengan interaksi atau hubungan langsung. Dalam kelompok ini terdapat interaksi sosial secara tatap muka (face to face). Kelompok ini memegang peranan penting dalam pembentukan perilaku individu, karena dalam kelompok inilah individu berkembang sebagai makhluk sosial. Yang termasuk dalam kelopok ini adalah keluarga, tetangga, kelompok agama, dan sebagainya.
2.    Kelompok Sekunder, merupakan kelompok dengan interaksi tidak langsung. Hubungan dalam kelompok ini didasarkan atas perhitungan rasional, untung dan rugi sehingga kurang bersifat kekeluargaan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah serikat pekerja, persatuan pengusaha, berbagai himpunan dan berbagai lembaga ilmiah.[20]

C.  Tahapan Perkembangan Kelompok
Riset menunjukkan bahwa suatu kelompok berkembang melalui lima tahapan sehingga dinamakan The Five Stage Group Development Model, dilakukan melalui tahapan pembentukan (forming), pancaroba/ keributan (Storming), penormaan (norming), pelaksanaan (performing), dan penundaan (adjouring).[21]
1.    Pembentukan (Forming).
Tahap ini merupakan tahap awal pengembangan kelompok, dimana tindakan awal para anggota mulai menciptakan pola-pola hubungan dengan pimpinan, rekan kerja, dan norma-norma kelompok. Secara singkat pada tahap inilah mulai diletakkan pola dasar perilaku kelompok.[22] Tahap ini memunyai dua fase, fase pertama terjadi ketika orang-orang mulai bergabung. Setelah bergabung, fase keduapun dimulai yaitu mendefinisikan tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok. [23]
Tahap awal ini ditandai dengan ketidakpastian dan kebingungan. Anggota kelompok tidak meyakini tujuan, struktur, tugas, atau kepemimpinan dalam kelompok. Anggota mempertimbangkan tipe perilaku seperti apa yang dapat diterima. Tahapan ini selesai apabila anggota mulai berfikir diri mereka sebagai bagian dari kelompok.[24]
2.    Pancaroba/ Keributan (Storming).
Pada tahap ini anggota menerima keberadaan kelompok, tetapi menolak dan memaksa pada individualitas selanjutnya terjadi konflik intrakelompok yang terjadi akibat perselisihan siapa yang berhak megontrol atau mengawasi kelompok dan apa yang harus dilakukan kelompok ini. Ketika tahapan ini selesai, terbentuklah hirarki kepemimpinan yang relatif jelas dan adanya kesepakatan mengenai arah kelompok tersebut. [25] 


3.    Penormaan (Norming).
Setelah keributan terjadi, akan mendorong  terbentuknya  aturan dan tata tertib. Struktur kelompok akan semakin solid dan akrab  karena norma yang telah disepakati bersama. Tahap ini merupakan tahap dimana hubungan akrab mulai terjalin dan kelompok mulai menyatu. Anggota mulai mengakhiri perbedaan menjadi kerjasama dengan tingkat kohesivitas (kepaduan) yang tinggi. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok mulai solid dan kelompok telah mensimulasikan harapan bersama tentang apa yang menjadi perilaku anggota yang benar dan menerima serangkaian norma  yang berlaku dalam kelompok.[26]
4.    Pelaksanaan (Performing).
Pada tahap ini, kelompok mulai berfungsi dan menitikberatkan pada penyelesaian secara efektif tugas-tugas yang telah disetujui pada tahap norming. Karena struktur sudah ditetapkan dan diterima sepenuhnya, energi kelompok beralih dari sekedar saling mengenal dan memahami menjadi mewujudkan dan menyelesaikan tugas. Ini merupakan tahap terakhir dari perkembangan kelompok kerja yang permanen. Akan tetapi, untuk kelompok yang bersifat temporer seperti tim proyek, satuan tugas, atau kelompok sejenis yang yang memiliki tugas yang terbatas, tahap finalnya adalah penundaan (adjourning). [27]
5.    Penundaan (Adjourning).
Tahap ini merepresentasikan akhir dari sebuah kelompok.. Bagaimanapun, untuk tim dengan tugas khusus, saat tujuan telah tercapai, kelompok akan membubarkan diri atau memiliki komposisi baru. Pada tahap ini perhatian kelompok fokus pada penyelesaian kegiatan daripada pelaksanaan tugas. Sebagian anggota kelompok bersukacita dengan pencapaian kelompok, dan sebagian lagi bersedih karena hilangnya rasa keakraban dan persahabatan. [28]
D.  Manfaat Kelompok dalam Organisasi
Berbagai kelompok bekerja dalam suatu organisasi sebagai kesatuan-kesatuan yang jelas. Kelompok-kelompok itu mungkin merupakan kelompok-kelompok fungsional (misalnya orang-orang produksi, orang-orang pemasaran, para peneliti dan sebagainya), atau mungkin kelompok-kelompok vertikal (misalnya para kepala sekolah dan para guru, para manajer senior, para pekerja dan para penyelia dan sebagainya). Berbagai kelompok dalam organisasi bekerja bersama-sama. Mereka memikul tanggung jawab bersama dan menangani masalah-masalah dalam bidang mereka sendiri demi tercapainya tujuan organisasi.[29]
Menurut wursanto, manfaat yang didapat dengan adanya suatu kelompok antara lain:
1.    Kelompok dapat memberikan rasa aman bagi seseorang (sense of security) karena merasa memunyai perlindungan.
2.    Kelompok dapat mengatasi berbagai macam persoalan baik yang menyangkut bidang ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.
3.    Kelompok dapat memberikan martabat (prestige), status sosial (social standing), dan pengakuan.
4.    Kelompok dapat memberikan dorogan dan semangat (motivasi).
5.    Kelompok dapat memberikan bimbingan dan pengarahan dalam rangka meningkatkan prestasi seseorang.
6.    Kelompok dapat memberikan kepuasan, baik kepuasan yang bersifat jasmani, kepuasan psikologis maupun kepuasan sosial.
7.    Kelompok dapat memberikan bantuan seseorang yang dalam kesulitan.[30]
Praktisi kerja sosial memahami perilaku manusia dalam kelompok untuk banyak alasan. Bekerja dengan yang lain untuk mengerjakan sesuatu adalah komponen inti dari praktek kerja sosial secara umum dalam sebuah organisasi atau komunitas. Schoper dan Galinsky (1955) menyebut empat alasan mengapa kelompok penting untuk organisasi.
1.    Kelompok memungkinkan berbagi hal menarik serta memberikan dukungan, informasi, dan motivasi dengan yang lain sehingga memengaruhi lingkungan sosial seseorang daripada individu tunggal.
2.    Kelompok meningkatkan kreativitas dan pemecahan masalah yang potensial. Mereka menyediakan tempat dimana anggotanya dapat menyampaikan ide-ide dan pendapat, meninjau masalah yang mereka hadapi, menumbuhkan pengalaman baru, dan mengembangkan pendekatan baru.
3.    Dengan bekerja bersama dalam sebuah kelompok, anggota mendapat tekanan dan pengaruh satu sama lain. anggota kelompok bertanggung jawab bagi anggota lain untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing. Ini adalah cara anggota dapat menguatkan satu sama lain untuk membuat kemajuan dan mencapai tujuan.
4.    Kelompok penting untuk kerja yang efektif dan efisien. Ketika banyak individu terlibat dalam pembuatan keputusan, merencanakan, mengusulkan, atau ikut campur, kelompok akan mendapatkan cara yang efisien untuk komunikasi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. [31]
Adanya kelompok dalam suatu organisasi dapat memengaruhi kinerja dan kepuasan. Riset mengindikasikan bahwa kelompok kecil lebih cepat dalam menangani tugas dari pada individu tunggal dan kelompok besar. Dan untuk pemecahan masalah, kelompok besar secara konsisten memberikan hasil yang lebih baik dari pada kelompok kecil karena kelompok besar sangat baik dalam mendapatkan input yang beragam. [32]
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui banyaknya manfaat dari keberadaan kelompok dalam suatu organisasi, baik manfaat untuk individu sebagai bagian atau anggota kelompok maupun bagi efektifitas kerja suatu organisasi yang sedang berjalan.
IV.          KESIMPULAN
Perilaku kelompok dalam organisasi adalah aktifitas yang dilakukan dua atau lebih individu yang berkumpul dan berinteraksi sebagai anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang telah disepakati. Perilaku individu harus diarahkan menuju kepentingan organisasi guna mencapai tujuan organisasi sehingga dalam perkembangan selanjutnya perilaku kelompok berkembang menjadi perilaku organisasi.
Ada banyak tipe kelompok baik berdasarkan alasan pembentukannya, tingkat prestasi dan interaksinya. Berdasarkan alasan pembentukannya yaitu kelompok formal dan informal. Berdasarkan tingkat prestasinya yaitu kelompok pseudo, kelompok tradisional, kelompok efektif, dan kelompok prestasi tinggi.  Sedangkan berdasarkan interaksinya yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.
Dalam perkembangannya, kelompok berkembang melalui lima tahapan yaitu; pembentukan (forming), pancaroba/ keributan (Sorming), penormaan (norming), pelaksanaan (performing), dan penundaan (adjouring). Ada begitu banyak manfaat dari keberadaan kelompok dalam suatu organisasi, baik manfaat untuk individu sebagai bagian atau anggota kelompok maupun bagi efektifitas kerja suatu organisasi yang sedang berjalan.

V.          PENUTUP
Demikianlah makalah yang penulis susun. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan maupun penjelasan pada makalah ini penulis mohon maaf  serta mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.






                                               DAFTAR PUSTAKA

Ashman, Karen K. Kirst, Human Behavior, Communities, Organizations, and Groups in the Macro Social Environment, Belmont: Thomson, 2008
Ivancevich, John M., Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Terj. Gina Gania, Jakarta: Erlangga, 2006
Johnson, David W. dan Frank P. Johnson, Dinamika Kelompok, Terj. Theresia, Jakarta: Indeks, 2012
Liliweri, Alo, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2014
Luthans, Fred, Organizational Behavior, Terj. Vivin Andhika Yuwono, dkk, Yogyakarta: Andi, 2006
Pareek, Udai, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 1996
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: 2005, Balai Pustaka
Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, Manajemen, Terj. Bob Sabran dan Devri Barnadi Putera, Jakarta: Erlangga, 2010
Sofyandi, Herman, dan Iwa Garniwa, Perilaku Organisasional, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007
Thoha, Miftah, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Wibowo, Perilaku dalam Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013
Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, Yogyakarta: Andi, 2005
Zirpoli, Thomas J., Behavior Management, New Jersey: Pearson, 2012





[1] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: 2005, Balai Pustaka), hlm. 859.
[2]  Miftah Thoha. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007). hlm 34
[3] Thomas J. Zirpoli, Behavior Management, (New Jersey: Pearson, 2012), hlm. 14
[4] Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen, Terj. Bob Sabran dan Devri Barnadi Putera, (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 297
[5] E-Book, Karen K. Kirst-Ashman, Human Behavior, Communities, Organizations, and Groups in the Macro Social Environment, (Belmont: Thomson, 2008), hlm. 45
[6] David W. Johnson, dan Frank P. Johnson, Dinamika Kelompok, Terj. Theresia, (Jakarta: Indeks, 2012), hlm. 10
[7] Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, (Yogyakarta: Andi, 2005), hlm. 52
[8] Alo Liliweri, Sosiologi dan Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 51
[9] Wibowo, Perilaku dalam Organisasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 1
[10] Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi..., hlm. 277
[11] Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi..., hlm. 52
[12] Wibowo, Perilaku dalam Organisasi..., hlm. 167
[13] Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen..., hlm. 297
[14] John M. Ivancevich, Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson, Perilaku dan Manajemen Organisasi, Terj. Gina Gania, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 17
[15] Wibowo, Perilaku dalam Organisasi..., hlm. 167
[16] Wibowo, Perilaku dalam Organisasi..., hlm. 167
[17] John M. Ivancevich, Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson, Perilaku dan Manajemen Organisasi..., hlm. 17
[18] Wibowo, Perilaku dalam Organisasi..., hlm. 167
[19] David W. Johnson, dan Frank P. Johnson, Dinamika Kelompok..., hlm. 10
[20] Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi..., hlm. 285-286
[21] Fred Luthans, Organizational Behavior, Terj. Vivin Andhika Yuwono, dkk, (Yogyakarta: Andi, 2006), hlm. 516
[22]  Herman Sofyandi dan Iwa Garniwa. Perilaku Organisasional. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). hlm 131
[23] Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen..., hlm. 298
[24] Wibowo, Perilaku dalam Organisasi..., hlm. 167
[25] Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen..., hlm. 298
[26] Fred Luthans, Organizational Behavior..., hlm. 516
[27] Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen..., hlm. 298
[28] Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen..., hlm. 298
[29] Udai Pareek, Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 1996), hlm. 6
[30] Wursanto, Dasar-dasar Ilmu Organisasi..., hlm. 7-8
[31] E-Book, Karen K. Kirst-Ashman, Human Behavior, Communities, Organizations, and Groups in the Macro Social Environment..., hlm. 45
[32] Stephen P. Robbins dan Mary Coulter, Manajemen..., hlm. 304

2 komentar:

  1. Luar biasa inisiasi untuk publikasi makalah dengan DafPus.y oleh Prof. DR. Hj. Ummu Hanifah, M.Pd..... Salutttt besarrrr

    BalasHapus