MEDIA PEMBELAJARAN
IMAN
KEPADA RASUL ALLAH
MAKALAH
Disusun
guna memenuhi tugas
Ujian
Tengah Semester
Mata
Kuliah : Media Pembelajaran
Dosen
Pengampu : Dra. Muntholi’ah, M. Pd.
Disusun oleh :
Ummu
Hanifah (113111022)
PAI 4A
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
INDIKATOR
MEDIA PEBELAJARAN
Mata Pelajaran : Aqidah
Kelas :VIII
Sekolah : MTs N 1 Sragen
Semester : II
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
INDIKATOR
|
MATERI POKOK
|
1. Meningkatkan Keimanan kepada Rasul
Allah
|
1.1. Menjelaskan pengertian dan pentingnya
beriman kepada Rasul Allah
1.2. Menunjukkan bukti/dalil adanya Rasul
Allah
1.3. Menguraikan sifat-sifat Rasul Allah
1.4. Menampilkan perilaku beriman kepada
Rasul Allah dan mencintai Nabi Muhammad dalam kehidupan
|
1.1.1. Siswa
dapat menjelaskan pengertian iman kepada Rasul Allah
1.1.2. Siswa
dapat menjelaskan pengertian Rasul Allah
1.1.3. Siswa
dapat membedakan antara nabi dan Rasul Allah
1.1.4. Siswa
dapat menyebutkan hukum beriman kepada Rasul Allah
1.1.5. Siswa
dapat menyebutkan nama-nama Nabi dan Rasul Allah
1.1.6. Siswa
dapat menyebutkan tugas-tugas Rasul Allah
1.1.7. Siswa
dapat menyebutkan Rasul-rasul yang termasuk Rasul ulul azmi
1.1.8. Siswa
dapat menyebutkan tanda-tanda beriman kepada Rasul Allah
1.1.9. Siswa
dapat menjelaskan pentingnya beriman kepada Rasul Allah
1.2.1. Siswa
dapat menyebutkan dalil naqli tentang adanya Rasul Allah
1.2.2. Siswa
dapat menuliskan dalil naqli tentang adanya Rasul Allah
1.3.1. Siswa
dapat menyebutkan sifat-sifat Rasul Allah
1.3.2. Siswa
dapat menjelaskan sifat-sifat Rasul Allah
1.4.1. Siswa
dapat menyebutkan contoh perilaku beriman kepada Rasul Allah dalam kehidupan
1.4.2. Siswa
dapat menyebutkan contoh perilaku mencintai Nabi Muhammad dalam kehidupan
1.4.3. Siswa
dapat menyebutkan hikmah beriman kepada Rasul Allah
|
Iman
kepada Rasul Allah
|
MATERI AJAR
IMAN
KEPADA RASUL ALLAH
A. Pengertian dan Pentingnya Beriman kepada
Rasul Allah
Iman kepada Rasul
yaitu membenarkan dan meyakini bahwa Allah mengutus Rasul-Nya pada setiap umat
untuk mengajak menyembah hanya kepada Allah. Juga membenarkan bahwa Rasul
tersebut baik, bisa dipercaya, sebagai petunjuk jalan yang benar dan mendapat
hidayah. Mereka dibekali dalil, bukti dan ayat-ayat yang jelas dan mematikan.
Mereka menyampaikan semua yang diturunkan Allah, tidak menyembunyikan, tidak
merubah, dan tidak menambah dan mengurangi. “Para Rasul tidak lain adalah
penyampai dan penjelas”.[1]
Rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah
dibentuk menjadi rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang rasul adalah
seorang yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan misi, pesan (ar-risalah).
Secara terminologis nabi dan rasul adalah manusia biasa,
laki-laki, yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu. Apabila tidak
diiringi dengan kewajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu, maka
dia disebut nabi. Namun bila diikuti dengan kewajiban menyampaikan dengan
kewajiban atau membawa misi (ar-risalah) tertentu maka dia disebut
(juga) dengan rasul. Jika demikian risalah adalah lebih tinggi kedudukannya
dari pada kenabian karena setiap rasul juga nabi, tetapi tidak setiap nabi
menjadi rasul.[2]
Iman kepada Rasul Allah adalah termasuk
rukun iman yang keempat (ke-4). Megimani semua Rasul Allah hukumnya adalah
wajib. Berikut ini adalah nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib kita imani:[3]
1. Adam 10. Yusuf 19. Ilyas
2. Idris 11. Luth 20.
Ilyasa’
3. Nuh 12. Ayyub 21.
Zunus
4. Hud 13. Syu’aib 22.
Zakaria
5. Shaleh 14. Musa 23.
Yahya
6. Ibrahim 15. Harun 24.
Isa
7. Ismail 16. Yulkifli 25.
Muhammad SAW
8. Ishaq 17. Daud
9. Ya’kub 18. Sulaiman
Allah telah mengutus para Nabi dan para
utusan yang mulia, untuk mematahkan alasan-alasan manusia, supaya tidak ada
lagi manusia beralasan dan berhujjah disisi Allah pada hari kiamat, bagi para
Rasul, ini adalah membawa tugas-tugas yang luhur serta kebutuhan yang besar.
Adapun tugas-tugas para Rasul adalah[4]:
1.
Mengajak makhluk untuk beribadah kepada Allah SWT.
2.
Menyampaikan
perintah dan larangan Allah kepada manusia.
3.
Membimbing
dan menunjukkan manusia kejalan yang lurus
4.
Sebagai
teladan yang baik, yakni teladan yang sempurna bagi umatnya.
5. Menerangkan kepada manusia dengan
hal-hal yang setelah kematian
6. Mengubah keinginan manusia dari
kehidupan yang fana'(sementara) kepada kehidupan yang kekal (kehidupan
akhirat).
Dari
25 orang rasul itu terdapat lima orang rasul yang dikenal dengan Ulul-Azmi
minarrusul, yang mempunyai kesabaran dan ketabahan yang luar
biasa. mereka yaitu : Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan
Muhammad SAW. (QS. Al-Ahzab: 7).
Tanda-tanda
Beriman kepada para Nabi dan Rasul Allah SWT:
1)
Mempercayai
bahwa rasul/nabi adalah manusia-manusia pilihan Allah yang diutus untuk
menyampaikan wahyu.
2)
Mempercayai
bahwa para rasul wajib memiliki sifat yang terpuji, juga memiliki sifat jaiz,
dan mustahil bersifat tercela.
3)
Memperayai
bahwa diantara para nabi dan rasul ada 5 orang yang termasuk ulul azmi, yang
mempunyai kesabaran dan ketabahan yang luar biasa.
4)
Mempercayai
bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup seluruh nabi dan rasul yang bertugas
menyempurnakan ajaran rasul-rasul sebelumnya.[5]
Beriman kepada Rasul Allah sangat penting bagi
kehidupan kita. karena dengan beriman kepada Rasul Allah, kita bisa memperoleh pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
B. Dalil yang menunjukkan Bukti Adanya
Rasul Allah
Banyak
sekali dalil yang menunjukkan bukti adanya Rasul Allah. Seperti firman Allah
dalam QS. Al-Anbiya’: 7
!$tBur $uZù=yör& n=ö6s% wÎ) Zw%y`Í ûÓÇrqR öNÍkös9Î) ( (#þqè=t«ó¡sù @÷dr& Ìò2Ïe%!$# bÎ) óOçFZä. w cqßJn=÷ès? ÇÐÈ
“Kami tiada mengutus Rasul sebelum kamu
(Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada
mereka, Maka Tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu
tiada mengetahui.” (QS. Al-Anbiya';7)
Dalam
firman Allah yang lain, yaitu dalam QS. Al-Mukmin:78
ôs)s9ur $uZù=yör& Wxßâ `ÏiB y7Î=ö7s% Oßg÷YÏB `¨B $oYóÁ|Ás% y7øn=tã Nßg÷YÏBur `¨B öN©9 óÈÝÁø)tR øn=tã 3 $tBur tb%x. @AqßtÏ9 br& ÎAù't >pt$t«Î/ wÎ) ÈbøÎ*Î/ «!$# 4 #sÎ*sù uä!$y_ ãøBr& «!$# zÓÅÓè% Èd,ptø:$$Î/ uÅ£yzur Ï9$uZèd cqè=ÏÜö6ßJø9$# ÇÐÑÈ
“dan Sesungguhnya telah Kami utus
beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan
kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.
tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin
Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara)
dengan adil. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang
batil.”
Ada juga hadits yang menunjukkan tentang adanya Rasul:
عن
أبي تميم بن أوس الـداري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال "
الدين النصيحة قلنا لمن ؟ قال : لله ولرسوله وللأئمة المسلمين و عامتهم
“Dari Abu Ruqayyah Tamiim bin
Aus Ad Daari radhiallahu 'anh, “Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda : Agama
itu adalah Nasehat , Kami bertanya : Untuk Siapa ?, Beliau bersabda : Untuk
Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum
muslim”
C. Sifat-sifat Rasul Allah
1.
Sifat wajib rasul
a.
Ash Shiddiq (benar)
Tidak mungkin Nabi memiliki sifat-sifat seperti : berdusta atau
bohong, karena sifat seperti ini tidak pantas dimiliki oleh orang yang
berdakwah. Dalam berdakwah para Nabi menyandarkan perkataannya kepada Allah
sehingga mustahil Nabi akan berdusta.
b. Al Amanah (dapat dipercaya)
Sifat
amanah, bahwa Rasul itu dapat dipercaya atas wahyu, dia menyampaikan
perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya kepada hamba-Nya,
tanpa menambah atau mengurangi, tanpa mengubah atau mengganti.
c. Tablig (menyampaikan)
Artinya
Rasul senantiasa
konsekuen menyampaikan hukum-hukum Allah,
menyampaikan wahyu yang telah diwahyukan oleh Allah kepada mereka. Inilah
tugas utama para rasul, yakni sekedar menyampaikan, tidak dibenarkan memaksa
orang untuk beriman kepada ajaran dakwah yang disampaikan. Dan setelah rasul
meninggal dunia, maka tugas melakukan dakwah itu terpulang seluruhnya kepada
umatnya yang mampu walau dalam kadar yang sedikit.
d. Fathanah (cerdas)
Maksudnya
seorang Nabi dan Rasul harus mempunyai kecerdasan dan kemampuan kesiapan
ingatan dalam menanggapi apa yang dihadapinya. Karena seorang yang akan dipilih
sebagai pemimpin dari suatu masyarakat atau kaum haruslah lebih cerdas dari
manusia yang dipimpinnya. Bila tidak, bagaimana mungkin dia akan mengatur
mereka menurut yang seharusnya.
2. Sifat Mustahil
a. Kidzib ( dusta atau bohong)
b. Khianat (tidak dapat dipercaya)
c. Kitman (menyembunyikan)
d. Baladah (bodoh)
3. Sifat Jaiz
Yaitu sifat yang boleh ada dan boleh pula tidak ada pada Nabi dan
Rasul. Dalam hal ini termasuk segala sifat kemanusiaan yang tidak akan menguranginya.
Diantara sifat ini adalah: makan, minum, tidur, sakit menikah, marah (tidak
keluar dari batas), lupa (tidak dalam apa yang harus disampaikannya dan
mengerjakan larangan), cerai, dan sebagainya. [6]
D.
Perilaku Beriman kepada Rasul
Allah
Contoh perilaku beriman kepada
Rasul Allah dalam kehidupan, antara lain:
1.
Istiqamah
dalam menjalankan syari’at agama
2.
Tabah
dan sabar dalam menghadapi musibah
3.
Selalu
optimis dan tidak pernah putus asa
4.
Peduli
terhadap kaum dhu’afa
5.
Selalu
melaksanakan ibadah-ibadah sunah
6.
Tidak
membeda-bedakan para Rasul-rasul Allah
7.
Meyakini
isi kitab-kitab yang dibawa oleh para Rasul
8.
Meyakini
para Rasul memiliki sifat-sifat terpuji
9.
Menjadikan
Rasul sebagai suri tauladan
Bukti-bukti cinta kepada Rasul harus meneladani seluruh aspek kehidupan
Rasulullah, misalnya:
1.
Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan
memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau.
2.
Dalam
tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah, makan makanan
yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali
setelah dalam keadaan lapar.
3.
Dalam
berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai
dan menyayangi keluarganya.
4.
Sebagai
pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada
kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya
memikirkan dirinya sendiri.
5.
Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di
rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu
berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah
para sahabatnya.[7]
Beriman kepada Rasul-rasul
Allah akan memberikan hikmah yang besar bagi kita antara lain :
1.
Mengetahui
betapa besarnya kasih sayang Allah kepada hambanya sehingga diutus beberapa
Nabi untuk membimbing dan memberi petunjuk untuk kebahagian manusia baik
didunia maupun diakhirat.
2.
Kita
selalu bersyukur kepada Allah SWT, karena mengutus Nabi sebagai pembimbing
keselamatan kita, itu adalah merupakan nikmat yang amat besar.
3.
Melahirkan
rasa cinta dan ta’zhim kepada Rasul, karena mereka berhasil mengemban amanah
dari Allah SWT, walaupun dihalau oleh beberapa tantangan dan rintangan, namun
risalah tersebut tetap tersebar sampai saat ini.
Selain
itu hikmah beriman kepada Rasul juga dapat mengetahui
jejak Rasul-rasul Allah, sehingga makin mantaplah keyakinan akan kesempurnaan
islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dan makin teguh berpegang pada ajaran Tuhan
yang maha sempurna.[8]
Referensi:
Kahar Masyur, Membina
Islam dan Iman, Jakarta: Kalam Mulia, 1988
Muhammad Ali
Ash Ahabuniy, Kenabian dan Para Nabi, Surabaya: Bina Ilmu Offset, 1993
Syaikh Hafizh
bin Ahmad Hakim, Kunci Akidah yang
Lurus, Jakarta: Muataqim, 2001
Yunahar Ilyas,
Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: LPPI, 1993
PERTIMBANGAN PEMILIHAN MEDIA
Membentuk kesadaran
keimanan peserta didik kepada Allah SWT, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya,
Hari Akhir, dan Takdir, atau kita sebut dengan Rukun Iman. Maka, hal-hal yang
berkaitan dengan penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai Aqidah dan Akhlak,
pendekatan teknologis dirasa tidak cocok.
Untuk materi ini, Noeng Muhajir
(1988) dan Muhaimin (2003;92) pembelajaran nilai lebih cocok dengan pendekatan
strategi konvensional, yaitu dengan jalan memberikan nasehat atau indoktrinasi.
Dengan kata lain, strategi ini ditempuh dengan jalan memberitahukan secara
langsung bagaimana cara memahami konsep-konsep keimanan dan ketauhidan,
nilai-nilai mana yang baik dan yang kurang baik.
Berdasarkan
observasi, proses pembelajaran sangat dinimati oleh peserta didik dan
terciptanya interaksi dua arah antara guru dan siswa, sehingga tercipta kondisi
yang kondusif dan memotivasi siswa. Disisi lain, pemanfaatan media pembelajaran
memberikan kesenangan, kemudahan, kecepatan, dan melibatka siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Situasi ini sebenarnya menjadi faktor yang sangat penting dan
esensial untuk mencapai efektivitas
belajar. Disini teknologi mampu mebangkitkan emosi positif dalam proses
pembelajaran.
Strauss dan
Frost (1999) menyebutkan sembilan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan media, yaitu; (1) kendala sumber daya lembaga; (2) kesesuaian dengan
materi pembelajaran; (3) karakteristik pembelajar; (4) sikap dan keterampilan guru; (5) tujuan
pembelajaran; (6) hubungan dalam proses pembelajaran; (7)
lokasi pembelajaran; (8) waktu pembeljaran; (9) tingkat kekayaan media.
Berhubung materi
yang disajikan adalah pembahasan tentang iman kepada Rasul Allah, Media yang
akan digunakan adalah media power point yang didalamnya terdapat audio visual/
video. Audio visual/ video yang dipilih adalah kisah Nuh as. Pemilihan media
tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa tujuan materi tersebut untuk
meningkatkan keimanan/ keyakinan peserta didik tentang adanya Rasul Allah serta
peserta didik diharapkan mampu meneladani dan mengambil hikmah dari iman kepada
Rasul tersebut.
Selain suasana
belajar menjadi tidak monoton dan inovatif, siswa juga dapat menyimpulkan
sendiri perilaku apa yang patut diteladani. Tentunya dengan penggunaan media
pembelajaran, materi yang disampaikan semakin melekat dapat fikiran peserta
didik. Setelah itu, guru juga harus memberikan penjelasan serta kesimpulan
tentang materi agar pemahaman siswa semakin terarah.
[7] http://www.saefudin.info/2009/05/iman-kepada-rasul-rasul-allah.html#.UYm1ukqBzMw 08/05/2013 9:20