Sabtu, 15 Juni 2013

Media Pembelajaran Iman kepada Rasul Allah

MEDIA PEMBELAJARAN
IMAN KEPADA RASUL ALLAH

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah : Media Pembelajaran
Dosen Pengampu : Dra. Muntholi’ah, M. Pd.

Disusun oleh :
                                             Ummu Hanifah                          (113111022)
 PAI 4A

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
 2013


INDIKATOR MEDIA PEBELAJARAN


Mata Pelajaran          : Aqidah
Kelas                           :VIII
Sekolah           : MTs N 1 Sragen
Semester         : II


STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI POKOK
1. Meningkatkan Keimanan kepada Rasul Allah
1.1.       Menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada Rasul Allah
























1.2.       Menunjukkan bukti/dalil adanya Rasul Allah



1.3.       Menguraikan sifat-sifat Rasul Allah

1.4.       Menampilkan perilaku beriman kepada Rasul Allah dan mencintai Nabi Muhammad dalam kehidupan

1.1.1.       Siswa dapat menjelaskan pengertian iman kepada Rasul Allah
1.1.2.       Siswa dapat menjelaskan pengertian Rasul Allah
1.1.3.       Siswa dapat membedakan antara nabi dan Rasul Allah
1.1.4.       Siswa dapat menyebutkan hukum beriman kepada Rasul Allah
1.1.5.       Siswa dapat menyebutkan nama-nama Nabi dan Rasul Allah
1.1.6.       Siswa dapat menyebutkan tugas-tugas Rasul Allah
1.1.7.       Siswa dapat menyebutkan Rasul-rasul yang termasuk Rasul ulul azmi
1.1.8.       Siswa dapat menyebutkan tanda-tanda beriman kepada Rasul Allah
1.1.9.       Siswa dapat menjelaskan pentingnya beriman kepada Rasul Allah
1.2.1.       Siswa dapat menyebutkan dalil naqli tentang adanya Rasul Allah
1.2.2.       Siswa dapat menuliskan dalil naqli tentang adanya Rasul Allah
1.3.1.       Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat Rasul Allah
1.3.2.       Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat Rasul Allah
1.4.1.       Siswa dapat menyebutkan contoh perilaku beriman kepada Rasul Allah dalam kehidupan
1.4.2.       Siswa dapat menyebutkan contoh perilaku mencintai Nabi Muhammad dalam kehidupan
1.4.3.       Siswa dapat menyebutkan hikmah beriman kepada Rasul Allah
Iman kepada Rasul Allah





MATERI AJAR
IMAN KEPADA RASUL ALLAH
A.    Pengertian dan Pentingnya Beriman kepada Rasul Allah
Iman kepada Rasul yaitu membenarkan dan meyakini bahwa Allah mengutus Rasul-Nya pada setiap umat untuk mengajak menyembah hanya kepada Allah. Juga membenarkan bahwa Rasul tersebut baik, bisa dipercaya, sebagai petunjuk jalan yang benar dan mendapat hidayah. Mereka dibekali dalil, bukti dan ayat-ayat yang jelas dan mematikan. Mereka menyampaikan semua yang diturunkan Allah, tidak menyembunyikan, tidak merubah, dan tidak menambah dan mengurangi. “Para Rasul tidak lain adalah penyampai dan penjelas”.[1]
Rasul berasal dari kata ar-sa-la artinya mengutus. Setelah dibentuk menjadi rasul berarti yang diutus. Dalam hal ini seorang rasul adalah seorang yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan misi, pesan (ar-risalah).
Secara terminologis nabi dan rasul adalah manusia biasa, laki-laki, yang dipilih oleh Allah SWT untuk menerima wahyu. Apabila tidak diiringi dengan kewajiban menyampaikannya atau membawa satu misi tertentu, maka dia disebut nabi. Namun bila diikuti dengan kewajiban menyampaikan dengan kewajiban atau membawa misi (ar-risalah) tertentu maka dia disebut (juga) dengan rasul. Jika demikian risalah adalah lebih tinggi kedudukannya dari pada kenabian karena setiap rasul juga nabi, tetapi tidak setiap nabi menjadi rasul.[2]
Iman kepada Rasul Allah adalah termasuk rukun iman yang keempat (ke-4). Megimani semua Rasul Allah hukumnya adalah wajib. Berikut ini adalah nama-nama Nabi dan Rasul yang wajib kita imani:[3]
1.      Adam                    10. Yusuf                    19. Ilyas
2.      Idris                       11.  Luth                     20. Ilyasa’
3.      Nuh                       12.  Ayyub                  21. Zunus
4.      Hud                       13.  Syu’aib                 22. Zakaria
5.      Shaleh                   14.  Musa                    23. Yahya
6.      Ibrahim                  15.  Harun                   24. Isa
7.      Ismail                    16.  Yulkifli                 25. Muhammad SAW
8.      Ishaq                     17.  Daud
9.      Ya’kub                  18.  Sulaiman
Allah telah mengutus para Nabi dan para utusan yang mulia, untuk mematahkan alasan-alasan manusia, supaya tidak ada lagi manusia beralasan dan berhujjah disisi Allah pada hari kiamat, bagi para Rasul, ini adalah membawa tugas-tugas yang luhur serta kebutuhan yang besar. Adapun tugas-tugas para Rasul adalah[4]:
1.    Mengajak makhluk untuk beribadah kepada Allah SWT.
2.    Menyampaikan perintah dan larangan Allah kepada manusia.
3.    Membimbing dan menunjukkan manusia kejalan yang lurus
4.    Sebagai teladan yang baik, yakni teladan yang sempurna bagi umatnya.
5.    Menerangkan kepada manusia dengan hal-hal yang setelah kematian
6.    Mengubah keinginan manusia dari kehidupan yang fana'(sementara) kepada kehidupan yang kekal (kehidupan akhirat).
Dari 25 orang rasul itu terdapat lima orang rasul yang dikenal dengan Ulul-Azmi minarrusul, yang mempunyai kesabaran dan ketabahan yang luar biasa. mereka yaitu : Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW. (QS. Al-Ahzab: 7).
Tanda-tanda Beriman kepada para Nabi dan Rasul Allah SWT:
1)        Mempercayai bahwa rasul/nabi adalah manusia-manusia pilihan Allah yang diutus untuk menyampaikan wahyu.
2)        Mempercayai bahwa para rasul wajib memiliki sifat yang terpuji, juga memiliki sifat jaiz, dan mustahil bersifat tercela.
3)        Memperayai bahwa diantara para nabi dan rasul ada 5 orang yang termasuk ulul azmi, yang mempunyai kesabaran dan ketabahan yang luar biasa.
4)        Mempercayai bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup seluruh nabi dan rasul yang bertugas menyempurnakan ajaran rasul-rasul sebelumnya.[5]
Beriman kepada Rasul Allah sangat penting bagi kehidupan kita. karena dengan beriman kepada Rasul Allah, kita bisa memperoleh pedoman hidup demi memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
B.     Dalil yang menunjukkan Bukti Adanya Rasul Allah
Banyak sekali dalil yang menunjukkan bukti adanya Rasul Allah. Seperti firman Allah dalam QS. Al-Anbiya’: 7
!$tBur $uZù=yör& šn=ö6s% žwÎ) Zw%y`Í ûÓÇrqœR öNÍköŽs9Î) ( (#þqè=t«ó¡sù Ÿ@÷dr& ̍ò2Ïe%!$# bÎ) óOçFZä. Ÿw šcqßJn=÷ès? ÇÐÈ  
 “Kami tiada mengutus Rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, Maka Tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.” (QS. Al-Anbiya';7)
Dalam firman Allah yang lain, yaitu dalam QS. Al-Mukmin:78
ôs)s9ur $uZù=yör& Wxßâ `ÏiB y7Î=ö7s% Oßg÷YÏB `¨B $oYóÁ|Ás% y7øn=tã Nßg÷YÏBur `¨B öN©9 óÈÝÁø)tR šøn=tã 3 $tBur tb%x. @AqßtÏ9 br& šÎAù'tƒ >ptƒ$t«Î/ žwÎ) ÈbøŒÎ*Î/ «!$# 4 #sŒÎ*sù uä!$y_ ãøBr& «!$# zÓÅÓè% Èd,ptø:$$Î/ uŽÅ£yzur šÏ9$uZèd šcqè=ÏÜö6ßJø9$# ÇÐÑÈ  
 “dan Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.”
Ada juga hadits yang menunjukkan tentang adanya Rasul:
عن أبي تميم بن أوس الـداري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال " الدين النصيحة قلنا لمن ؟ قال : لله ولرسوله وللأئمة المسلمين و عامتهم
“Dari Abu Ruqayyah Tamiim bin Aus Ad Daari radhiallahu 'anh, “Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda : Agama itu adalah Nasehat , Kami bertanya : Untuk Siapa ?, Beliau bersabda : Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum muslim”
C.    Sifat-sifat Rasul Allah
1.    Sifat wajib rasul
a.       Ash Shiddiq (benar)
Tidak mungkin Nabi memiliki sifat-sifat seperti : berdusta atau bohong, karena sifat seperti ini tidak pantas dimiliki oleh orang yang berdakwah. Dalam berdakwah para Nabi menyandarkan perkataannya kepada Allah sehingga mustahil Nabi akan berdusta.
b.      Al Amanah (dapat dipercaya)
Sifat amanah, bahwa Rasul itu dapat dipercaya atas wahyu, dia menyampaikan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya kepada hamba-Nya, tanpa menambah atau mengurangi, tanpa mengubah atau mengganti.
c.       Tablig (menyampaikan)
Artinya Rasul senantiasa konsekuen menyampaikan hukum-hukum Allah, menyampaikan wahyu yang telah diwahyukan oleh Allah kepada mereka. Inilah tugas utama para rasul, yakni sekedar menyampaikan, tidak dibenarkan memaksa orang untuk beriman kepada ajaran dakwah yang disampaikan. Dan setelah rasul meninggal dunia, maka tugas melakukan dakwah itu terpulang seluruhnya kepada umatnya yang mampu walau dalam kadar yang sedikit.
d.      Fathanah (cerdas)
Maksudnya seorang Nabi dan Rasul harus mempunyai kecerdasan dan kemampuan kesiapan ingatan dalam menanggapi apa yang dihadapinya. Karena seorang yang akan dipilih sebagai pemimpin dari suatu masyarakat atau kaum haruslah lebih cerdas dari manusia yang dipimpinnya. Bila tidak, bagaimana mungkin dia akan mengatur mereka menurut yang seharusnya.
2.    Sifat Mustahil
a.       Kidzib ( dusta atau bohong)
b.      Khianat (tidak dapat dipercaya)
c.       Kitman (menyembunyikan)
d.      Baladah (bodoh)
3.    Sifat Jaiz
Yaitu sifat yang boleh ada dan boleh pula tidak ada pada Nabi dan Rasul. Dalam hal ini termasuk segala sifat kemanusiaan yang tidak akan menguranginya. Diantara sifat ini adalah: makan, minum, tidur, sakit menikah, marah (tidak keluar dari batas), lupa (tidak dalam apa yang harus disampaikannya dan mengerjakan larangan), cerai, dan sebagainya. [6]
D.    Perilaku Beriman kepada Rasul Allah
Contoh perilaku beriman kepada Rasul Allah dalam kehidupan, antara lain:
1.     Istiqamah dalam menjalankan syari’at agama
2.     Tabah dan sabar dalam menghadapi musibah
3.     Selalu optimis dan tidak pernah putus asa
4.     Peduli terhadap kaum dhu’afa
5.     Selalu melaksanakan ibadah-ibadah sunah
6.     Tidak membeda-bedakan para Rasul-rasul Allah
7.     Meyakini isi kitab-kitab yang dibawa oleh para Rasul
8.     Meyakini para Rasul memiliki sifat-sifat terpuji
9.     Menjadikan Rasul sebagai suri tauladan
Bukti-bukti cinta kepada Rasul harus meneladani seluruh aspek kehidupan Rasulullah, misalnya:
1.    Dalam ibadahnya; diwujudkan dalam bentuk ketundukan dalam menjalankan dan memelihara salat sesuai dengan tuntunan beliau.
2.    Dalam tatacara berpakaian yang menutup aurat, sopan, bersih dan indah, makan makanan yang halal, bersih dan bergizi, makan tidak sampai kenyang, tidak makan kecuali setelah dalam keadaan lapar.
3.    Dalam berkeluarga, misalnya sebagai seorang suami yang harus melindungi, mencintai dan menyayangi keluarganya.
4.    Sebagai pemimpin umat, Beliau lebih mendahulukan kepentingan umatnya daripada kepentingan pribadinya; Beliau bukan tipe manusia individualistik yang hanya memikirkan dirinya sendiri.
5.    Sebagai anggota masyarakat, Beliau bukan manusia yang suka berdiam diri di rumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar, tetapi selalu berinteraksi dengan semua lapisan masyarakat dan sering mengunjungi rumah-rumah para sahabatnya.[7]
Beriman kepada Rasul-rasul Allah akan memberikan hikmah yang besar bagi kita antara lain :
1.      Mengetahui betapa besarnya kasih sayang Allah kepada hambanya sehingga diutus beberapa Nabi untuk membimbing dan memberi petunjuk untuk kebahagian manusia baik didunia maupun diakhirat.
2.      Kita selalu bersyukur kepada Allah SWT, karena mengutus Nabi sebagai pembimbing keselamatan kita, itu adalah merupakan nikmat yang amat besar.
3.      Melahirkan rasa cinta dan ta’zhim kepada Rasul, karena mereka berhasil mengemban amanah dari Allah SWT, walaupun dihalau oleh beberapa tantangan dan rintangan, namun risalah tersebut tetap tersebar sampai saat ini.
Selain itu hikmah beriman kepada Rasul juga dapat mengetahui jejak Rasul-rasul Allah, sehingga makin mantaplah keyakinan akan kesempurnaan islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW dan makin teguh berpegang pada ajaran Tuhan yang maha sempurna.[8]


Referensi:
Kahar Masyur, Membina Islam dan Iman, Jakarta: Kalam Mulia, 1988
Muhammad Ali Ash Ahabuniy, Kenabian dan Para Nabi, Surabaya: Bina Ilmu Offset, 1993
Syaikh Hafizh bin Ahmad Hakim, Kunci Akidah  yang Lurus, Jakarta: Muataqim, 2001
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: LPPI, 1993




PERTIMBANGAN PEMILIHAN MEDIA
Membentuk kesadaran keimanan peserta didik kepada Allah SWT, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Hari Akhir, dan Takdir, atau kita sebut dengan Rukun Iman. Maka, hal-hal yang berkaitan dengan penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai Aqidah dan Akhlak, pendekatan teknologis dirasa tidak cocok.  Untuk materi ini,  Noeng Muhajir (1988) dan Muhaimin (2003;92) pembelajaran nilai lebih cocok dengan pendekatan strategi konvensional, yaitu dengan jalan memberikan nasehat atau indoktrinasi. Dengan kata lain, strategi ini ditempuh dengan jalan memberitahukan secara langsung  bagaimana cara  memahami konsep-konsep keimanan dan ketauhidan, nilai-nilai mana yang baik dan yang kurang baik.
Berdasarkan observasi, proses pembelajaran sangat dinimati oleh peserta didik dan terciptanya interaksi dua arah antara guru dan siswa, sehingga tercipta kondisi yang kondusif dan memotivasi siswa. Disisi lain, pemanfaatan media pembelajaran memberikan kesenangan, kemudahan, kecepatan, dan melibatka siswa dalam kegiatan pembelajaran. Situasi ini sebenarnya menjadi faktor yang sangat penting dan esensial untuk mencapai efektivitas  belajar. Disini teknologi mampu mebangkitkan emosi positif dalam proses pembelajaran.
Strauss dan Frost (1999) menyebutkan sembilan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu; (1) kendala sumber daya lembaga; (2) kesesuaian dengan materi pembelajaran; (3) karakteristik pembelajar; (4)  sikap dan keterampilan guru; (5) tujuan pembelajaran; (6) hubungan dalam proses pembelajaran;  (7)  lokasi pembelajaran; (8) waktu pembeljaran; (9) tingkat kekayaan media.
Berhubung materi yang disajikan adalah pembahasan tentang iman kepada Rasul Allah, Media yang akan digunakan adalah media power point yang didalamnya terdapat audio visual/ video. Audio visual/ video yang dipilih adalah kisah Nuh as. Pemilihan media tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa tujuan materi tersebut untuk meningkatkan keimanan/ keyakinan peserta didik tentang adanya Rasul Allah serta peserta didik diharapkan mampu meneladani dan mengambil hikmah dari iman kepada Rasul tersebut.
Selain suasana belajar menjadi tidak monoton dan inovatif, siswa juga dapat menyimpulkan sendiri perilaku apa yang patut diteladani. Tentunya dengan penggunaan media pembelajaran, materi yang disampaikan semakin melekat dapat fikiran peserta didik. Setelah itu, guru juga harus memberikan penjelasan serta kesimpulan tentang materi agar pemahaman siswa semakin terarah.      



              [1] Syaikh Hafizh bin Ahmad Hakim, Kunci Akidah  yang Lurus, ( Jakarta: Muataqim, 2001), hlm. 94
                [2] Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta: LPPI, 1993), hlm. 133.
                [3] Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam ,… hlm. 138.
                     [4] Muhammad Ali Ash Ahabuniy, Kenabian dan Para Nabi, (Surabaya: Bina Ilmu Offset, 1993), hlm. 39-44.
                [6] Kahar Masyur, Membina Islam dan Iman, (Jakarta: Kalam Mulia, 1988), hlm. 415-417.
                     [7] http://www.saefudin.info/2009/05/iman-kepada-rasul-rasul-allah.html#.UYm1ukqBzMw  08/05/2013 9:20